Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Utara mengatakan bahwa penerbangan "provokatif" telah dilakukan pesawat pengintai AS seperti RC-135, U-2S dan RQ-4B, di atas Laut Timur dan Laut Kuning dari 2 Juli hingga hari Minggu kemarin.
"Terutama di Laut Timur, pesawat pengintai strategis Angkatan Udara AS beberapa kali melanggar wilayah udara Republik Demokratik Rakyat Korea," kata jubir yang tidak disebutkan namanya dalam pernyataan di KCNA, menggunakan nama resmi Korea Utara.
"Tidak ada jaminan bahwa pesawat pengintai strategis Angkatan Udara AS itu tidak akan ditembak jatuh di Laut Timur," tambah pejabat itu.
Ia juga mengecam rencana pengerahan kapal selam berkemampuan nuklir AS ke Semenanjung Korea sebagai "ancaman besar" bagi perdamaian regional.
"Upaya Amerika Serikat membawa senjata nuklir strategis ke Semenanjung Korea adalah pemerasan nuklir paling terang-terangan terhadap Republik Demokratik Rakyat Korea dan negara-negara tetangga, dan merupakan ancaman dan tantangan besar bagi perdamaian dan keamanan di kawasan dan dunia," tutur jubir tersebut.
AS telah berjanji mengirim kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir ke Semenanjung Korea berdasarkan kesepakatan yang dicapai dengan Korea Selatan untuk meningkatkan pencegahan Washington terhadap ancaman Pyongyang. Waktu pengerahan kapal selam itu belum diumumkan.
Baca juga: Kecam Latihan Militer AS-Korsel, Korut: Kami Lawan dengan Gigih
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News