Selain itu, Tiongkok juga bertekad tidak akan mengambil keuntungan dari perang antar kedua negara tersebut.
Komentar ini disampaikan muncul ketika diplomat utama Rusia tiba di Beijing untuk membahas berbagai masalah, termasuk seputar perang.
"Tiongkok bukanlah pencipta, atau salah satu pihak, dalam krisis Ukraina, dan kami belum dan tidak akan melakukan apa pun untuk mencari keuntungan dari krisis ini," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning dalam konferensi pers rutin di Beijing pada Senin, 8 April 2024.
"Beijing akan terus mendorong perundingan perdamaian dengan cara kami sendiri (dan) menjaga komunikasi dengan pihak-pihak terkait termasuk Rusia dan Ukraina," sambungnya, seperti dilansir dari The Straits Times.
"Kami 'selalu mengendalikan' ekspor barang-barang dengan kegunaan ganda, yang aplikasi militernya dituding telah membantu pasukan Rusia," sebut Mao.
Ia menegaskan bahwa negara-negara terkait tidak boleh mencoreng dan menyerang hubungan antar negara yang normal antara Tiongkok dan Rusia, "apalagi menyalahkan Tiongkok serta memprovokasi konfrontasi blok."
Mao tidak menyebut nama Amerika Serikat (AS), namun Washington memperingatkan sekutunya bahwa Beijing telah meningkatkan dukungannya terhadap Moskow, termasuk dengan menyediakan intelijen geospasial, untuk membantunya dalam perang melawan Ukraina.
Presiden AS Joe Biden menyampaikan kekhawatiran mengenai masalah ini kepada Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam percakapan telepon mereka baru-baru ini, kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Adrienne Watson.
Hubungan Tiongkok-Rusia
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov tiba di Tiongkok hari ini untuk melakukan pembicaraan dengan timpalannya dari Tiongkok, Wang Yi. Diskusi tersebut akan fokus pada berbagai topik, termasuk Ukraina dan situasi di Asia-Pasifik, kata Kemenlu di Moskow.Beijing dan Moskow telah mengintensifkan kemitraan mereka sejak Presiden Vladimir Putin menginvasi Ukraina pada 2022. Beijing telah membantu melindungi Rusia dari sejumlah sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Maret lalu, Wang mengumandangkan "paradigma baru" dalam hubungan Tiongkok dengan Rusia. Perdagangan dua arah mencapai rekor USD240 miliar pada 2023, didorong oleh impor minyak Rusia dari Tiongkok serta ekspor mobil dan elektronik.
Putin dijadwalkan mengunjungi Tiongkok pada Mei, yang mungkin merupakan perjalanan luar negeri pertamanya sejak ia kembali terpilih dalam pemilu yang dikontrol ketat, menurut laporan Reuters pada bulan Maret. Presiden Rusia, yang telah bertemu Xi Jinping lebih dari 40 kali, terakhir kali berada di Tiongkok di bulan Oktober.
Xi mengatakan kepada Putin pada saat itu bahwa memperdalam hubungan antara kedua negara merupakan solusi jangka panjang.
Baca juga: Tiongkok di Pusaran Perang Rusia-Ukraina
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News