Seorang pria membawa kantung belanja melewati deretan toko yang tutup di Chaoyang, Beijing, 20 November 2022. (Jade GAO / AFP)
Seorang pria membawa kantung belanja melewati deretan toko yang tutup di Chaoyang, Beijing, 20 November 2022. (Jade GAO / AFP)

Beijing Jadi Kota Mati Seiring Melonjaknya Kasus Covid-19

Medcom • 21 November 2022 11:28
Beijing: Sebagian besar lokasi di Beijing, Tiongkok, ditutup karena jumlah kasus Covid-19 terus melonjak. Selain dilanda lonjakan, Tiongkok juga mencatat kematian pertama akibat Covid-19 sejak Mei 2022.
 
Jumat kemarin, kantor-kantor pemerintahan di Beijing menyerukan masyarakat untuk tetap berdiam diri di rumah agar situasi seputar lonjakan Covid-19 mereda.
 
Namun otoritas Beijing membebaskan setiap distrik untuk menerapkan kebijakan sendiri. Hal tersebut memicu terjadinya penegakan aturan yang tidak merata di Beijing. Sebagian distrik mengeluarkan larangan makan di tempat, namun di wilayah lain diperbolehkan beroperasi sepanjang akhir pekan.

Dilansir dari The Straits Times, Minggu, 20 November 2022, Tiongkok mencatat tambahan 24.215 kasus Covid-19 yang ditularkan secara lokal, di mana 22.011 di antaranya tidak menunjukkan gejala atau asimtomatik.
 
Hampir 8.400 kasus baru Covid-19 di Tiongkok berasal dari provinsi Guangdong, dan lebih dari 4.500 dari kota Chongqing. Untuk Beijing, tercatat ada tambahan 516 infeksi Covid-19.
 
Beijing melaporkan kematian perdana terkait Covid-19 dalam hampir setengah tahun pada hari Minggu kemarin. Kematian itu adalah seorang pria berusia 86 tahun yang dirawat di Rumah Sakit Ditan dengan kondisi infeksi paru-paru dan beberapa komorbid lain.
 
Pejabat kesehatan setempat mengatakan, pria yang tak disebutkan namanya itu juga menderita hipertensi kronis dan penyakit otak degeneratif. "Kondisinya memburuk pada hari Sabt. Upaya resusitasi tidak berhasil," kata wakil kepala Rumah Sakit Ditan, Jin Ronghua.
 
Baca:  Tiongkok Umumkan Kematian Perdana Covid-19 dalam Hampir 6 Bulan
 
Wabah terbaru Covid-19 di Tiongkok saat ini menjadi ujian bagi peraturan baru yang dirilis Komisi Kesehatan Tiongkok (NHC) pada 11 November. Dalam peraturannya, NHC mendorong pejabat setempat untuk meminimalkan gangguan pada kehidupan sehari-hari dengan melakukan penguncian (lockdown) yang lebih terarah dan tidak menutup sekolah secara sewenang-wenang hanya karena ada beberapa kasus Covid-19.
 
Tetapi banyak pemerintah daerah, termasuk pemerintah kota Beijing, merasa kesulitan untuk mengimbangi peraturan baru dengan kebijakan "Nol-Covid" yang menekankan penghapusan kasus Covid-19 di tengah masyarakat.
 
Di Beijing, jalan-jalan menjadi lebih sepi dari sebelumnya, termasuk di pusat kebugaran dan toko persediaan hewan peliharaan di beberapa daerah yang telah diperintahkan untuk ditutup. Beberapa mal di Beijing juga diminta untuk tutup, tetapi supermarket dan restoran masih diizinkan buka.
 
Hari Minggu kemarin, antrean warga mengular di sekitar tempat pengujian Covid-19 di Beijing. Antrean terjadi setelah diumumkan bahwa mereka yang menggunakan transportasi umum dan pergi ke mal harus menjalani tes asam nukleat dalam 48 jam terakhir -- lebih ketat dari sebelumnya 72 jam.
 
"Karena besok adalah hari Senin, kami mendorong penduduk Chaoyang untuk tinggal di dalam distrik selama mungkin. Perusahaan diminta mengizinkan pekerjanya melakukan work from home, dengan pertemuan dilakukan secara virtual," kata pejabat Chaoyang, Yang Beibei. (Mustafidhotul Ummah)
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan