Madinah Bakarat saat membawa tubuh bayinya di lobi hotel Kazakhstan. Foto: Dail Mail
Madinah Bakarat saat membawa tubuh bayinya di lobi hotel Kazakhstan. Foto: Dail Mail

Seorang Pilot Ditahan Akibat Pukuli Anak Hingga Tewas

Fajar Nugraha • 17 Desember 2020 10:04

 
Rekaman yang dilihat oleh pengadilan di Almaty menunjukkan Barakat -,yang menghadapi hukuman 20 tahun di pengadilan jika terbukti melakukan pembunuhan,- sehari sebelumnya membawa Sophia ke hotel di samping Madinah.
 
Video tersebut diakhiri dengan seorang petugas medis bergegas ke anak tragis yang segera setelah itu dinyatakan meninggal.

Barakat mengatakan kepada hakim Bakhytkhan Bakirbayev, yang menanyai pilot tentang 'cedera akibat berbagai benturan' Sophia, bahwa ia menderita serangan epilepsi yang telah ia rawan sejak 1996-97 setelah kecelakaan mobil di London.
 
"Saya kejang," katanya, seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis 17 Desember 2020.
 
“Saya tidak ingat apa-apa tentang apa yang terjadi pada Sophia,” imbuhnya.
 
Barakat menambahkan, “Anda meminta saya untuk memberi informasi ketika saya mengalami kejang. Tetapi saya tidak dapat memberikannya kepada Anda”.
 
“Sama sekali tidak ada kemungkinan bahwa saya pernah melukai sehelai rambut pun di kepalanya. Sadar atau tidak sadar, aku tidak akan pernah menyakiti putriku sendiri,” katanya.
 
Dia juga membantah tengah mabuk setelah keluar malam atau menggunakan 'zat ilegal' setelah bukti menunjukkan dia mungkin menggunakan narkoba selama beberapa hari di Almaty di antara penerbangan. Bukti dari istri menunjukkan bahwa dia memiliki simpanan ganja di kamar hotelnya sebelum tragedi tersebut. Meskipun polisi tidak menemukan bukti tentang hal ini, dan sebelumnya dia telah menggunakan kokain.
 
“Detektif yang sama telah menyimpulkan bahwa kematian itu adalah kecelakaan namun juga meminta uang tunai USD1.000 dari Madinah agar dia dapat berbicara dengannya di tahanan polisi. Ini benar-benar aib," katanya.
 
Madinah membatalkan pernyataan sebelumnya dan dengan tegas membantah bahwa dia sekarang menyalahkan Barakat karena membunuh putri mereka.
 
“Saya tidak percaya suami saya membunuh putri kami karena tidak ada alasan dan motif untuk ini,” tegas Madinah.
 
Resepsionis Marzhan Ilyas mengenang gadis Inggris itu sebelum tragedi itu.
 
"Saya ingat putri mereka selalu tersenyum," katanya.
 
Sumber di Kazakhstan membantah klaim Barakat di pengadilan awal bulan ini bahwa dia telah memulai mogok makan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan