Pernyataan bersama, yang berisi 14 perjanjian, ditujukan untuk meredakan ketegangan keamanan dan meningkatkan kerja sama ekonomi. Pernyataan ini muncul saat kedua belah pihak berusaha untuk memperbaiki hubungan yang rusak setelah Filipina mengajukan putusan arbitrase 2016.
Putusan arbritase itu diajukan untuk membatalkan klaim ekspansif Tiongkok di Laut China Selatan.
Filipina sebelumnya telah menyuarakan keprihatinannya atas laporan kegiatan konstruksi Tiongkok dan 'kerumunan' kapal Beijing di perairan Laut China Selatan yang disengketakan. Laut China Selatan jadi perebutan karena merupakan wilayah kaya akan sumber daya minyak, gas, dan perikanan.
Kedua belah pihak juga sepakat untuk melanjutkan pembicaraan tentang eksplorasi minyak dan gas di Laut China Selatan. "Keduanya membahas kerja sama di berbagai bidang termasuk tenaga surya, angin, kendaraan listrik dan tenaga nuklir," kata pernyataan bersama kedua pemimpin, dilansir dari AFP, Kamis, 5 Januari 2023.
Penjaga pantai kedua negara juga akan bertemu sesegera mungkin untuk membahas kerja sama pragmatis. "Kedua negara akan mempertimbangkan untuk saling memberi tahu ketika menembakkan roket dan bekerja sama dalam pengambilan puing-puing roket," sambung pernyataan itu.
Baca juga: Nelayan Filipina Harap Kunjungan Marcos ke Beijing Berbuah Akses Penuh di LCS
November lalu, ketika puing-puing dari roket Tiongkok jatuh di Laut China Selatan, sebuah kapal penjaga pantai Beijing menghentikan sebuah kapal Filipina yang mencoba menariknya.
Kedua negara menegaskan kembali pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas serta kebebasan navigasi dan penerbangan di Laut China Selatan, dan akan mengadakan dialog tahunan tentang keamanan, kata pernyataan itu.
Di bidang kerja sama ekonomi, Negeri Tirai Bambu setuju untuk membiarkan lebih banyak impor Filipina. Tujuannya agar perdagangan bilateral kembali ke atau melampaui volume sebelum pandemi.
Kedua belah pihak juga berjanji untuk meningkatkan jumlah wisatawan dan penerbangan antara kedua ibu kota ke tingkat pra-pandemi.
Pernyataan bersama itu juga menyebutkan bahwa kedua belah pihak akan bekerja sama dalam pengadaan vaksin. Tiongkok adalah salah satu pengekspor vaksin covid-19 terbesar di dunia.
Kunjungan tiga hari Presiden Ferdinand Marcos Jr ke Beijing dilakukan ketika Tiongkok bangkit kembali dari penutupan perbatasan yang diberlakukan sendiri sejak pandemi dimulai pada 2020 yang telah mengganggu perdagangan dan merugikan ekonominya.
Kedua belah pihak juga memperbarui kesepakatan tentang Belt-and-Road Initiative, yang adalah strategi khas Presiden Xi Jinping dalam investasi infrastruktur luar negeri.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News