Presiden Taiwan Lai Ching-te. (AFP)
Presiden Taiwan Lai Ching-te. (AFP)

Dianggap ‘Separatis Berbahaya’ Oleh Tiongkok, Presiden Taiwan: Mereka Tak Punya Hak

Marcheilla Ariesta • 24 Juni 2024 13:59
Taipei: Tiongkok mengklaim Taiwan yang demokratis sebagai bagian dari wilayahnya. Mereka menolak mengesampingkan penggunaan kekerasan untuk menjadikan pulau itu berada di bawah kendalinya.
 
Beijing telah meningkatkan tekanan terhadap Taipei dalam beberapa tahun terakhir dan mengadakan latihan militer di sekitar pulau yang mempunyai pemerintahan sendiri itu beberapa hari setelah pelantikan Presiden Taiwan Lai Ching-te bulan lalu.
 
Pada Jumat lalu, Beijing menerbitkan pedoman peradilan baru yang mencakup hukuman mati untuk kasus-kasus 'sangat serius' yang melibatkan pendukung kemerdekaan Taiwan, media pemerintah melaporkan.

Ketika diminta mengomentari pedoman tersebut, Lai berkata, “Saya ingin menekankan bahwa demokrasi bukanlah sumber kejahatan. Otokrasi adalah kejahatannya.”
 
“Tiongkok tidak punya hak untuk menghukum rakyat Taiwan hanya karena apa yang mereka dukung. Tiongkok tidak punya hak untuk melakukan penuntutan lintas batas terhadap rakyat Taiwan,” ucap Lai, dilansir dari France24, Senin, 24 Juni 2024.
 
Lai memperingatkan, hubungan antara kedua belah pihak akan menjadi "semakin terasing" jika Tiongkok tidak menghadapi keberadaan Republik Tiongkok (nama resmi Taiwan). Beijing, menurut Lai, juga harus mau melakukan pertukaran dan dialog dengan pemerintah Taiwan yang terpilih secara demokratis dan sah.
 
“Ini adalah cara yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kedua sisi Selat Taiwan,” katanya.
 
Partai Progresif Demokratik yang dipimpin Lai telah lama menegaskan kedaulatan Taiwan, dan Beijing belum melakukan komunikasi tingkat tinggi dengan Taipei sejak 2016, ketika pendahulunya Tsai Ing-wen berkuasa. 
 
Tiongkok mencap Lai sebagai "separatis berbahaya" dan mengecam pidato pengukuhannya sebagai "pengakuan kemerdekaan Taiwan".
 
Dalam pidatonya, Lai mengisyaratkan keterbukaan untuk melanjutkan dialog dengan Beijing, dan menyerukan kedua belah pihak untuk mengembangkan pertukaran. Namun, Tiongkok tampaknya menolak tawaran tersebut. 
 
Taiwan terus mempertahankan kehadiran kapal angkatan laut dan pesawat tempur hampir setiap hari di sekitar pulau itu, dan militer Taiwan mengatakan pada hari Senin bahwa 23 pesawat tempur Tiongkok dan tujuh kapal angkatan laut telah terdeteksi dalam 24 jam terakhir.
 
Baca juga: Tiongkok Rilis Pedoman Baru, Ancam Hukuman Mati untuk Separatis Taiwan
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan