Pernyataan disampaikan saat ratusan personel keamanan Afghanistan melarikan diri dari penyerbuan Taliban. Banyak dari mereka kabur ke arah perbatasan Tajikistan.
Baca: Taliban Merajalela, Sekelompok Prajurit Afghanistan Terusir ke Tajikistan
Serangan Taliban ke sejumlah distrik ini meningkat di saat Amerika Serikat dan NATO tengah memulai proses penarikan pasukan dari Afghanistan. AS menargetkan semua pasukannya di Afghanistan sudah ditarik pada 11 September mendatang.
Pekan kemarin, Taliban dan Pemerintah Afghanistan telah memulai kembali negosiasi damai di Doha, Qatar, yang sempat terhenti akibat tingginya aksi kekerasan di dalam negeri.
"Proses negosiasi damai akan dipercepat dalam beberapa hari ke depan. Nantinya kami akan masuk ke sebuah fase penting yang meliputi pembicaraan rencana perdamaian," tutur jubir Taliban Zabihullah Mujahid, dilansir dari laman TRT World pada Selasa, 6 Juli 2021.
"Mungkin akan membutuhkan waktu sekitar satu bulan hingga kedua kubu sama-sama menghadirkan rencana perdamaian tertulis," sambungnya.
"Meski kami memiliki keunggulan di medan perang, kami juga sangat serius menjalani dialog damai," tegas Mujahid.
Sementara itu, peristiwa kaburnya sejumlah prajurit Afghanistan dari serangan Taliban meningkatkan kekhawatiran mengenai penarikan pasukan AS dan NATO. Sejumlah pihak khawatir aksi kekerasan di Afghanistan akan melonjak tinggi setelah tidak ada lagi pasukan asing di negara tersebut.
Merespons pernyataan terbaru Taliban, jubir Kementerian Luar Neeri AS mengatakan bahwa dialog damai adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri perang berkepanjangan di Afghanistan.
"Kami meminta kedua kubu untuk bernegosiasi serius untuk menentukan roadmap politik demi masa depan Afghanistan," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News