Presiden Joko Widodo (dua kiri bawah) dalam sesi foto bersama di KTT G7 di Hiroshima, Jepang, 20 Mei 2023. (Jacques WITT / POOL)
Presiden Joko Widodo (dua kiri bawah) dalam sesi foto bersama di KTT G7 di Hiroshima, Jepang, 20 Mei 2023. (Jacques WITT / POOL)

Indonesia Serukan Aksi Nyata Semua Negara dalam Penanganan Perubahan Iklim

Willy Haryono • 21 Mei 2023 09:12
Hiroshima: Tema iklim, energi dan lingkungan hidup turut dibahas dalam pertemuan KTT G7 Outreach di Hiroshima, Jepang pada Sabtu, 20 Mei 2023. Presiden Joko Widodo turut hadir dalam pembahasan isu tersebut.
 
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa terdapat dua pesan penting yang disampaikan Presiden Jokowi.
 
"Pertama, perlunya mengubah pendekatan dalam mengatasi perubahan iklim dari burden shifting menjadi burden sharing. Semua negara harus berkontribusi sesuai  kapasitasnya," ucap Menlu Retno dalam keterangan virtual kepada awak media.

"Komitmen Indonesia sangat nyata, antara lain dengan meningkatkan target penurunan emisi nasional sebesar 31,89% dengan kemampuan sendiri dan 43,2% dengan dukungan internasional," sambungnya.
 
Komitmen ini harus didukung dengan kemitraan yang memberdayakan. Namun, lanjut Menlu Retno, Presiden Jokowi mengatakan bahwa negara berkembang meragukan komitmen negara maju, di mana hingga kini janji pendanaan USD100 miliar per tahun belum terpenuhi.
 
Selain itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan bahwa pendanaan iklim harus konstruktif, bukan dalam bentuk utang, dan menegaskan tidak boleh ada kebijakan diskriminatif yang mengatasnamakan lingkungan.
 
Dalam pertemuan ini, Jokowi mengapresiasi platform kerja sama transisi energi seperti Just Energy Transitions Partnership (JETP) dan Asia Zero Emission Community (AZEC).
 
Hal kedua yang disampaikan Presiden Jokowi di sesi ke-7 KTT G7 Outreach adalah pentingnya semua negara melakukan aksi nyata, atau leading by example. Ini telah ditunjukkan Indonesia antara lain dengan:
  • Menekan laju deforestasi hingga titik terendah dalam 20 tahun;
  • Melakukan rehabilitasi 600 ribu hektar hutan mangrove yang akan selesai 2024;
  • Merehabilitasi 3 juta hektar lahan kritis;
  • Menurunkan kebakaran hutan hingga 88%;
  • Membangun 30 ribu hektar Kawasan Industri Hijau; dan
  • Mendorong pengembangan ekosistem EV.

"Sebagai kesimpulan, Bapak Presiden menegaskan bahwa kolaborasi dan komitmen kuat diperlukan untuk menjaga keberlangsungan planet bumi," tutur Menlu Retno.
 
Sementara itu, beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari Sesi 7 KTT G7 Outreach di antaranya:
 
Bahwa pertemuan menekankan bahwa ketahanan energi, krisis iklim dan risiko geopolitik harus ditangani dengan pendekatan holistik.
 
Kemudian efisiensi energi harus dioptimalisasi tanpa melemahkan pertumbuhan ekonomi.
 
Pertemuan juga mendorong bantuan bagi negara dan masyarakat yang rentan atas perubahan iklim, atau masyarakat yang rentan yang terdampak perubahan iklim.
 
Dalam pertemuan banyak sekali negara-negara yang menyampaikan kolaborasi yang lebih kuat untuk keanekaragaman hayati, pelindungan hutan, dan juga penanganan polusi laut.
 
Baca juga:  KTT G7 Outreach: RI Minta Diskriminasi terhadap Negara Berkembang Dihentikan
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan