Dalam pertemuan Sesi 6 KTT G7 Outreach, dengan tema "Working Together to Address Multiple Crisis," Jokowi mendapat kesempatan berbicara pertama.
"Bapak Presiden menyampaikan pernyataan secara straightforward dan menekankan pentingnya kolaborasi global yang setara dan inklusif," ucap Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pernyataan daring dari Hiroshima.
"Masalah kesetaraan ini menjadi penekanan Bapak Presiden. Presiden juga menekankan kebijakan monopoli dan diskriminasi terhadap komoditas negara berkembang harus dihentikan," sambungnya.
Jokowi juga menambahkan bahwa setiap negara memiliki hak pembangunan (right to development), dan hak untuk mengolah sumber daya alam untuk menghasilkan nilai tambah juga harus dihormati.
Menurutnya, sudah bukan zamannya lagi negara berkembang hanya menjadi pengekspor bahan mentah seperti di era kolonialisme. Lebih dari 270 juta rakyat Indonesia yang menjadi jangkar perdamaian, demokrasi, dan pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara dan Asia Pasifik harus sejahtera.
Namun, lanjut Jokowi, ini bukan berarti Indonesia menutup diri, melainkan Indonesia siap meningkatkan kerja sama namun dalam bentuk lain yang lebih setara dan saling menguntungkan.
"Itulah pesan pertama Bapak Presiden di sesi keenam. Pesan yang kedua adalah mengajak negara anggota G7 untuk menjadi mitra pembangunan hilirisasi industri Indonesia dan mengusulkan dibentuk lembaga semacam OPEC bagi produk-produk strategis lain seperti nikel dan sawit," sebut Menlu Retno.
Selain itu, Jokowi juga menegaskan bahwa yang dibutuhkan dunia saat ini bukanlah polarisasi yang memecah belah melainkan kolaborasi yang mempersatukan. Negara G7 memiliki peran besar dalam menciptakan kolaborasi yang konkret dan setara.
Menlu Retno mengatakan, kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan Sesi 6 KTT G7 Outreach di antaranya:
- Adopsi Hiroshima Action Statement on Global Food Security Resilience;
- Kemudian di dalam diskusi itu banyak sekali pihak yang menekankan pentingnya Universal Health Coverage;
- Para peserta KTT juga mendorong kerja sama pembangunan dan mobilisasi sumber dana swasta untuk pencapaian SDGs;
- Dan mengangkat kebutuhan untuk mendorong investasi konkret PGII dan reformasi Multilateral Development Banks.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News