"Serangan misil di Ganja pada pukul 01.00 waktu setempat pada 17 Oktober menewaskan 12 orang," ujar kantor kejaksaan.
"Lebih dari 40 warga sipil terluka, dan kerusakan serius melanda infrastruktur dan moda transportasi sipil," sambungnya, dilansir dari laman Tass.
Serangan misil ini merupakan eskalasi terbaru dalam konflik antara etnis Armenia dan pasukan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh sejak tiga pekan terakhir. Misil mendarat beberapa jam usai terjadinya serangan serangan ke Stepanakert, ibu kota dari wilayah konflik di Nagorno-Karabakh.
Hikmat Hajiyev, asisten dari Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, menuliskan informasi via Twitter bahwa "berdasarkan informasi awal, lebih dari 20 rumah telah hancur" dalam serangan.
Nagorno-Karabakh diakui komunitas internasional sebagai bagian dari Azerbaijan. Namun wilayah tersebut dihuni dan dipimpin oleh etnis Armenia.
Pertempuran di Nagorno-Karabakh meski gencatan senjata temporer sudah disepakati Armenia dan Azerbaijan. Kesepakatan tercapai dalam sebuah pertemuan yang dimediasi Rusia di Moskow.
Armenia dan Azerbaijan saling menyalahkan mengenai pihak yang melanggar gencatan senjata.
Hubungan antar Armenia dan Azerbaijan, dua negara bekas pecahan Uni Soviet, memburuk sejak 1991. Konflik terbaru di Nagorno-Karabakh meletus pada 27 September lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News