Kirgistan dan Tajikistan saling menuduh sebagai pihak yang memulai kembali pertempuran, terlepas dari adanya sebuah perjanjian gencatan senjata.
Dalam sebuah pernyataan, badan perbatasan Kirgistan mengatakan bahwa pasukannya terus berupaya menghalau serangan Tajikistan.
"Dari wilayah Tajik, serangan artileri terhadap posisi Kirgistan terus berlanjut. Di beberapa area, pertempuran berlangsung intens," ucap badan perbatasan tersebut, dikutip dari laman CNN pada Sabtu, 17 September 2022.
Kementerian Kesehatan Kirgistan melaporkan adanya 24 warga sipil yang tewas dan 87 terluka dalam pertempuran terbaru dengan Tajikistan. Tidak disebutkan apakah ada korban jiwa dari jajaran militer.
Kamchybek Tashiev, kepala komite keamanan nasional Kirgistan, mengatakan bahwa jumlah korban tewas dari kalangan militer cukup tinggi.
"Situasinya sulit, dan mengenai apa yang akan terjadi besok, tidak ada satu pun yang dapat memberi jaminan," ungkapnya.
Sementara itu Kementerian Situasi Darurat Kirgistan mengatakan bahwa lebih dari 136.000 warga sipil telah dievakuasi dari zona konflik.
Sebelumnya, Presiden Kirgistan Sadyr Japarov dan rekan sejawatnya dari Tajikistan, Emomali Rakhmon, sepakat untuk memerintahkan gencatan senjata dan penarikan pasukan di sebuah pertemuan regional di Uzbekistan.
Kirgistan melaporkan adanya pertempuran di provinsi Batken yang berbatasan dengan wilayah Sughd di Tajikistan. Area tersebut juga menjadi pusat pertempuran antar kedua negara tahun lalu.
Pertempuran atas garis perbatasan antara Kirgistan dan Tajikistan sering terjadi, namun biasanya mereda dengan cepat.
Baca: Kirgistan dan Tajikistan Tarik Semua Pasukan dari Perbatasan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News