Tiongkok terus mendorong upaya dialog damai antara Rusia dan Ukraina, di saat negara-negara Barat mengecam keras Moskow atas dugaan pembantaian di kota Bucha.
Baca: Warga di Bucha Diduga Dibantai, Biden Desak Putin Diadili Atas Kejahatan Perang
Selama ini, Tiongkok menolak mengecam Rusia atas invasi yang dilakukannya ke Ukraina sejak 24 Februari. Meski menolak mengecam, Tiongkok terus menyerukan agar kedua pihak menahan diri dan menyelesaikan konflik melalui dialog.
Percakapan telepon antara Menlu Tiongkok Wang Yi dan Menlu Ukraina Dmytro Kuleba merupakan pembicaraan level tinggi pertama antar kedua negara sejak 1 Maret. Dalam percakapan, Wang mengatakan bahwa "sikap dasar Tiongkok terhadap Ukraina adalah mendorong dialog damai."
"Perang akan berakhir suatu hari nanti, dan kuncinya adalah bagaimana belajar dari pengalaman menyakitkan ini untuk mempertahankan keamanan jangka panjang di Eropa."
Ia menambahkan, Tiongkok meyakini pembentukan "mekanisme keamanan Eropa yang seimbang, efektif dan berkelanjutan" yang didasarkan pada "dialog setara."
"Tiongkok bersedia mengambil posisi objektif dan adil dalam melanjutkan peran konstruktifnya," sebut Wang.
Melalui Twitter, Kuleba mengaku "berterima kasih kepada Menlu Tiongkok atas solidaritas terhadap korban sipil" di Ukraina.
"Kami sama-sama sepakat bahwa mengakhiri perang di Ukraina merupakan hal penting bagi perdamaian, keamanan pangan global, dan perdagangan internasional," sambungnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id