Austin, yang tiba di Seoul pada Senin kemarin untuk bertemu Menhan Lee Jong-sup, mengatakan bahwa jika ada pihak yang menantang Korsel atau AS, maka tantangan tersebut akan dianggap ditujukan kepada "aliansi kedua negara secara menyeluruh."
Ia menekankan kembali komitmen AS yang "kokoh" terhadap bidang keamanan mitra Asia.
Salah satu tantangan yang disebut Austin merujuk pada ketegangan antara Korea Selatan dan Korea Utara, negara yang telah melakukan banyak peluncuran rudal sepanjang tahun 2022.
"Komitmen ini meliputi kapabilitas pertahanan konvensional, nuklir dan rudal, begitu juga dengan kehadiran 28.500 personel militer AS (di Korea)," ujar Austin, dikutip dari laman Anadolu Agency.
"Saya juga ada di sini untuk menekankan kembali bahwa komitmen pencegahan AS terhadap ROK sangat kokoh," sambungnya, dalam sebuah pernyataan yang dimuat di media Yonhap News Agency.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol menyatakan awal bulan ini bahwa Seoul dan Washington sedang mendiskusikan rencana penerapan bersama, termasuk aset nuklir AS, untuk menanggapi ancaman Korea Utara.
"Korea Selatan dan Amerika Serikat sedang dalam pembicaraan tentang berbagi informasi, perencanaan bersama dan rencana implementasi bersama, sehubungan dengan pengoperasian aset nuklir AS dalam menanggapi senjata nuklir Korea Utara," kata Kim Eun-hye, sekretaris presiden senior untuk urusan pers.
Ketegangan di Semenanjung Korea meningkat lagi, dengan Korea Utara meluncurkan puluhan rudal dalam serangkaian uji senjata tahun lalu, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM).
Baca juga: Pentagon Masih Khawatirkan Kemungkinan Uji Coba Nuklir Korea Utara
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News