Warga Shanghai senang karena lockdown telah berakhir./AFP
Warga Shanghai senang karena lockdown telah berakhir./AFP

Akhirnya Lockdown di Shanghai Berakhir

Marcheilla Ariesta • 01 Juni 2022 09:18
Shanghai: Setelah dua bulan, Shanghai akhirnya mengakhiri penguncian akibat covid-19 pada Rabu, 1 Juni 2022 pagi waktu setempat. Sebagian besar dari 25 juta penduduk Shanghai saat ini bisa bebas meninggalkan rumah dan kembali beraktivitas.
 
Pada tengah malam, kelompok-kelompok kecil berkumpul di bekas kawasan Konsesi Prancis di kota itu bersiul, meneriakkan "larangan dicabut" dan mendentingkan gelas sampanye.
 
Sebelumnya, jalanan ramai saat penduduk berpiknik di hamparan rumput dan anak-anak bersepeda di jalan tanpa mobil. Pensiunan yang menari, pemandangan malam yang umum di kota-kota Tiongkok.

Bahkan, Shanghai Disneyland menyiarkan langsung pertunjukan cahaya untuk merayakan pencabutan penguncian di kota tersebut. Namun, mereka belum mengumumkan tanggal pembukaan kembali.
 
Di bawah lampu jalan, tukang cukur memberikan potongan rambut kepada penduduk yang tumbuh lusuh di bawah penguncian. Di platform media sosial WeChat, toko-toko mengumumkan rencana pembukaan kembali mereka.
 
"Saya mengajak anjing jalan-jalan dan anjing itu sangat bersemangat, karena sudah lama sekali dia keluar," kata Melody Dong, seorang warga Shanghai, dilansir dari Channel News Asia.
 
Baca juga: Lockdown Shanghai Akan Dicabut Secara Bertahap
 
Ia mengatakan, rindu makan hot pot dan barbekyu - makanan yang sulit dibuat di rumah.
 
Cobaan berat di Shanghai telah melambangkan apa yang dikatakan oleh para kritikus sebagai ketidakberlanjutan kepatuhan Tiongkok terhadap kebijakan nol-covid. Tujuan kebijakan ini untuk memotong setiap rantai infeksi, dengan biaya berapa pun, bahkan ketika sebagian besar dunia mencoba untuk kembali normal meskipun infeksi yang sedang berlangsung.
 
Pembatasan covid-19 di Shanghai dan banyak kota Tiongkok lainnya menghancurkan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. Akibat penguncian ini, rantai pasokan global juga kusut.
 
Beijing mengatakan, pendekatan mereka tersebut merupakan kebijakan khas Presiden Xi Jinping. Langkah itu diperlukan untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah sistem perawatan kesehatan 'kebanjiran' pasien.
 
Selama dua bulan, banyak penduduk di pusat keuangan dan ekonomi paling penting di negara itu berjuang untuk mendapatkan makanan atau perawatan medis yang cukup. Keluarga dipisahkan dan ratusan ribu orang dipaksa masuk ke fasilitas karantina terpusat.
 
Di pabrik-pabrik dan kantor-kantor yang tetap buka - termasuk pejabat pemerintah Shanghai - para pekerja tinggal di tempat dalam "lingkaran tertutup", tidur di tempat tidur darurat, dengan banyak dari mereka baru sekarang dapat kembali ke rumah.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan