Aberdeen Restaurant Enterprises mengatakan, tenggelamnya Jumbo terjadi setelah kapal mengalami 'kondisi buruk'.
Restoran terapung yang terkenal itu ditarik keluar dari Hong Kong pada Selasa pekan lalu.
"Hingga Sabtu sore, ketika melewati Kepulauan Xisha di Laut China Selatan, kapal mengalami kondisi buruk, sehingga air masuk sebelum akhirnya miring," kata perusahaan tersebut, dilansir dari USA Today, Selasa, 21 Juni 2022.
Baca: Uzur, Restoran Terapung Hong Kong Ditarik ke Tempat Aman.
"Terlepas dari upaya perusahaan penarik yang bertanggung jawab atas perjalanan untuk menyelamatkan kapal, sayangnya kapal itu terbalik pada hari Minggu," lanjut mereka.
Tidak ada kru yang terluka dalam insiden tersebut. Namun, Aberdeen Restaurant Enterprises menambahkan, kedalaman air di lokasi kejadian yang mencapai 1.000 meter membuatnya sangat sulit diselamatkan.
"Aberdeen Restaurant Enterprises Limited sangat berduka atas kecelakaan ini. Perusahaan sekarang mendapatkan rincian lebih lanjut dari kecelakaan itu dari perusahaan penarik," sambung mereka.
Sesuai dengan peraturan, perusahaan menambahkan telah menyewa ahli kelautan profesional untuk memeriksa lambung kapal secara menyeluruh. Perjalanan itu telah memperoleh semua persyaratan yang diperlukan.
Menurut kantor berita AFP, pemilik restoran terapung Melco International Development bulan lalu mengumumkan, menjelang berakhirnya lisensi pada Juni ini, Jumbo akan meninggalkan Hong Kong dan menunggu operator baru di lokasi yang dirahasiakan.
Dibuka pada 1976 oleh mendiang taipan kasino Stanley Ho, di masa kejayaannya, kasino ini mewujudkan kemewahan. Kapal sepanjang 76 meter ini bisa menampung hingga 2.300 pengunjung.
Didesain seperti istana kekaisaran Tiongkok dan pernah dianggap sebagai ikon yang harus dilihat, restoran ini menarik pengunjung dari Ratu Elizabeth II hingga Tom Cruise.
Jumbo juga ditampilkan dalam beberapa film - termasuk Contagion karya Steven Soderbergh, tentang pandemi global yang mematikan. Kepergian Jumbo dari Hong Kong disambut dengan penyesalan dan nostalgia dari banyak warga Hong Kong.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News