Kabinet Sri Lanka menyetujui proposal bagi pekerja sektor publik untuk diberikan cuti setiap Jumat selama tiga bulan ke depan. Keputusan ini sebagiannya diambil karena banyak pekerja publik kekurangan bahan bakar untuk perjalanan pulang pergi kantor.
"Tampaknya tepat untuk memberikan cuti satu hari kerja kepada pejabat pemerintah untuk terlibat dalam kegiatan pertanian di halaman belakang rumah mereka atau di tempat lain sebagai solusi untuk kekurangan bahan pangan," kata kantor informasi pemerintah dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Channel News Asia, Selasa, 14 Juni 2022.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pekan lalu memperingatkan krisis kemanusiaan di Sri Lanka. PBB berencana memberikan USD47 juta untuk membantu lebih dari satu juta individu rentan di negara tersebut.
Depresiasi mata uang, kenaikan harga komoditas global dan kebijakan yang sekarang dibalik untuk melarang pupuk kimia, mendorong inflasi makanan menjadi 57 persen di bulan April.
Pemerintah Sri Lanka sedang dalam berbicara dengan Dana Moneter Internasional (IMF) seputar paket dana talangan. Delegasi IMF dijadwalkan datang ke Sri Lanka pada 20 Juni mendatang.
Amerika Serikat (AS) juga siap membantu Sri Lanka. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengonfirmasi hal tersebut usai berbicara via telepon dengan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe pada Senin malam.
"Di tengah tantangan ekonomi dan politik ini, AS siap bekerja dengan Sri Lanka dalam koordinasi yang erat dengan Dana Moneter Internasional dan komunitas internasional," kata Blinken di Twitter.
Sementara itu, PM Wickremesinghe mengatakan pada bulan ini bahwa Sri Lanka membutuhkan setidaknya USD5 miliar untuk memenuhi impor barang-barang penting untuk sepanjang sisa tahun 2022.
Baca: Sri Lanka Wacanakan Beli Lebih Banyak Minyak dari Rusia
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id