Manusia dan Emu, awal 1900. (Domain Publik)
Manusia dan Emu, awal 1900. (Domain Publik)

Perang Emu: Ketika Australia Kalah Melawan Unggas

Riza Aslam Khaeron • 17 Desember 2024 12:18
Jakarta: Pada tahun 1932, Australia mencatat sejarah unik ketika negara tersebut secara resmi berperang melawan kawanan burung emu – dan kalah. Peristiwa ini dikenal sebagai "Perang Emu" dan menjadi salah satu ironi terbesar dalam sejarah militer.
 

Latar Belakang Perang Emu

Setelah Perang Dunia I, banyak veteran perang Australia diberikan lahan di Western Australia untuk bertani, terutama menanam gandum.
 
Namun, tantangan muncul dari kualitas tanah yang buruk dan penurunan harga gandum akibat resesi ekonomi. Situasi semakin memburuk ketika sekitar 20.000 burung emu datang dari pedalaman Australia menuju daerah pertanian untuk mencari makanan dan air.
 
Kedatangan kawanan emu menjadi malapetaka. Burung-burung ini menghancurkan tanaman gandum dan merusak pagar yang sebelumnya dibangun untuk mencegah kelinci. Para petani frustrasi dan meminta bantuan pemerintah untuk menangani "invasi" emu.

"Emu menemukan tanah pertanian sebagai habitat sempurna mereka, membuat ladang gandum berubah menjadi tempat pesta burung," ujar seorang petani kala itu.
 

Operasi Militer Dimulai

Perang Emu: Ketika Australia Kalah Melawan Unggas
Gambar: Senapan Lewis melawan emu.
 
Menteri Pertahanan Australia, Sir George Pearce, merespons permintaan para petani dengan cara yang tidak biasa: ia memerintahkan pengerahan militer.
 
Pearce, yang kemudian mendapat julukan "Menteri Perang Emu", menyetujui operasi tersebut dengan persyaratan bahwa tentara akan menggunakan senapan mesin Lewis dan biaya operasi sebagian ditanggung oleh pemerintah lokal.
 
Namun, seperti yang diakui oleh Meredith kemudian, mereka meremehkan kemampuan burung emu:
 
"Jika kami memiliki divisi militer dengan kapasitas menahan peluru seperti burung-burung ini, mereka bisa menghadapi tentara mana pun di dunia ... Mereka dapat menghadapi senapan mesin dengan ketahanan layaknya tank," ucap Meredith
 

Taktik Burung Emu dan Kegagalan Operasi

Perang Emu: Ketika Australia Kalah Melawan Unggas
Foto: Koran melaporkan strategi baru melawan unggas. (Domain Publik)
 
Operasi ini dimulai dengan penuh harapan, tetapi segera menemui hambatan besar. Berikut beberapa tantangan yang dihadapi militer:
 
1. Burung Emu Bergerak Cepat dan Berkelompok: Ketika ditembaki, kawanan emu segera membubarkan diri ke kelompok-kelompok kecil dan lari ke berbagai arah. Ini membuat penembakan massal menjadi mustahil.
 
2. Senjata yang Bermasalah: Pada suatu kesempatan, militer mencoba menyerang kawanan emu berjumlah seribu ekor. Namun, salah satu senapan mesin macet, dan hanya beberapa ekor burung yang berhasil ditembak.
 
3. Truk yang Tidak Efektif: Upaya untuk menembaki emu dari atas truk yang bergerak juga gagal. Burung-burung itu terlalu cepat, sementara medan yang tidak rata membuat akurasi tembakan buruk.
 
"Impian para penembak mesin untuk menembaki kawanan emu dalam jarak dekat segera pupus. Kawanan emu tampaknya menerapkan taktik gerilya, dan pasukan mereka yang tidak teratur segera menyebar ke kelompok-kelompok kecil yang membuat penggunaan senjata militer menjadi tidak efektif secara ekonomi," ucap ahli unggas Dominic Serventy.
 
Setelah enam hari operasi, jumlah burung emu yang tewas hanya mencapai ratusan ekor – jauh dari target. Operasi dihentikan sementara, dan beberapa minggu kemudian, perang ini resmi ditinggalkan.
 

Sistem Bounty: Upaya Pengganti yang Gagal

Setelah kegagalan operasi militer, pemerintah mencoba pendekatan lain dengan memperkenalkan sistem bounty.
 
Petani dan pemburu yang berhasil membunuh burung emu akan diberikan hadiah uang untuk setiap burung yang terbunuh. Namun, sistem ini juga tidak efektif dalam jangka panjang.
 
Pada tahun 1934 saja, tercatat 57.034 bounty dibayarkan dalam waktu enam bulan. Meski jumlah ini terlihat signifikan, populasi burung emu tetap tidak berkurang secara berarti.
 

Kerugian Operasi Militer

Perang Emu: Ketika Australia Kalah Melawan Unggas
Gambar: Kejahatan perang tentara Australia dalam perang emu. (Domain Publik)
 
Perang Emu bukan hanya gagal mencapai tujuannya, tetapi juga merugikan secara material:
 
1. Amunisi Terbuang: Dalam operasi ini, sekitar 9.860 butir peluru ditembakkan hanya untuk membunuh 986 burung emu. Itu berarti setiap burung membutuhkan sekitar 10 peluru untuk ditaklukkan, menjadikannya misi yang tidak efisien.
 
2. Biaya Operasi: Logistik militer, bahan bakar untuk truk, serta tenaga kerja tentara dan petani yang membantu operasi ini membebani anggaran tanpa hasil signifikan.
 
3. Gangguan Psikologis bagi Petani: Gagalnya operasi ini membuat para petani semakin frustrasi, merasa diabaikan oleh pemerintah, dan tidak yakin dengan solusi yang ada.
 
Sementara itu, tidak ada korban jiwa dari pihak militer, namun harga diri mereka mengalami pukulan telak. Seorang saksi bahkan menyebut para tentara tampak lebih bingung daripada burung yang mereka buru.
 

Siapa Pemenang Perang Emu?

Tanpa diragukan lagi, burung emu memenangkan perang ini. Mayor Meredith bahkan memuji daya tahan mereka yang luar biasa.
 
Pemerintah akhirnya menarik dukungan militer dan beralih ke solusi lain, seperti program hadiah untuk perburuan emu. Namun, skema ini pun tidak membuahkan hasil yang signifikan.
 
Saat ini, solusi yang diandalkan adalah pembangunan pagar raksasa, seperti State Barrier Fence sepanjang 1.200 km, yang awalnya digunakan untuk mencegah kelinci.
 
Namun, pagar ini membawa kontroversi karena dianggap menghalangi pergerakan fauna asli Australia, termasuk emu.
 
Perang Emu tahun 1932 adalah contoh nyata dari ironi sejarah di mana manusia dengan teknologi modern dikalahkan oleh burung.
 
Seperti yang dicatat oleh para ahli, burung emu menunjukkan adaptasi luar biasa dan kemampuan bertahan hidup yang bahkan membuat militer kewalahan.
 
Peristiwa ini bukan hanya kisah kegagalan, tetapi juga pengingat bahwa alam sering kali memiliki cara unik untuk melawan dominasi manusia.
 
Baca Juga:
Perang Simpanse Gombe, Perang Hewan Pertama yang Tercatat dalam Sejarah
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WAN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan