Tidak hanya dari kembang api, asap yang membuat kualitas udara New Delhi merosot drastis berasal dari aktivitas para petani yang beramai-ramai membakar jerami.
"Polusi udara pada Sabtu ini berasal dari kembang api di malam festival Diwali pada Kamis kemarin dan juga dari pembakaran jerami di persawahan yang mengelilingi (New Delhi)," ujar Kementerian Federal Sains Bumi yang menggunakan sistem pemantau SAFAR.
Pembakaran jerami oleh petani terjadi di negara bagian Punjab dan Haryana, yang biasa dilakukan setelah musim panen. Jerami dibakar agar lahan para petani siap ditanami kembali.
Hingga Sabtu ini, dilansir dari TRT World, kualitas udara New Delhi berada di angka 456 dari skala 500 Indeks Kualitas Udara (AQI). Angka 456 mengindikasikan polusi udara "berat" yang dapat membahayakan kesehatan warga, terutama bagi mereka yang memiliki komorbid.
AQI mengukur konsentrasi partikel beracun PM2.5, yang dapat menyebabkan penyakit kardiovaskuler dan pernapasan seperti kanker paru-paru.
Di media sosial, warga India mengeluhkan kondisi berbahaya di New Delhi, yang tingkat polusinya terburuk dari semua ibu kota di dunia.
Udara beracun membunuh lebih dari 1 juta warga pada setiap tahunnya di India. Buruknya kualitas udara juga berdampak pada perekonomian beberapa negara bagian India dan juga wilayah ibu kota yang dihuni 20 juta jiwa.
Situasi udara di New Delhi diperkirakan membaik mulai Minggu malam, namun AQI masih tetap akan berada di kategori yang "sangat buruk."
Baca: Polusi Udara India Berbahaya, Warga Diimbau Kenakan Masker
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News