Penilaiannya, dalam konferensi pers yang jarang terjadi di markas besar komando AS dan NATO di Kabul, kemungkinan akan menjadi salah satu yang terakhir disampaikan secara terbuka oleh seorang jenderal bintang empat Amerika di Afghanistan. Peristiwa baru-baru ini termasuk serangan Taliban yang telah merebut sekitar 100 pusat distrik, menyebabkan puluhan warga sipil terluka dan terbunuh, dan ribuan lainnya mengungsi.
“Perang saudara tentu saja merupakan jalan yang dapat divisualisasikan jika terus berlanjut pada jalurnya,” ujar Jenderal Austin S. Miller, mengatakan kepada wartawan selama konferensi pers, seperti dikutip The News York Times, Rabu 30 Juni 2021.
“Itu harus menjadi perhatian dunia,” tegasnya.
Beberapa perkiraan intelijen yang mengatakan bahwa pemerintah Afghanistan bisa jatuh dalam enam bulan hingga dua tahun setelah penarikan terakhir Amerika. Namun komentar Jenderal Miller adalah jendela ketegangan baru-baru ini antara Gedung Putih dan Pentagon.
Selama berbulan-bulan, para pemimpin Pentagon memperdebatkan kehadiran militer Amerika yang langgeng di Afghanistan, dengan alasan kekhawatiran kontraterorisme dan kebutuhan untuk mengawasi kemajuan Taliban. Tetapi tanggapan Presiden Joe Biden, pada April, adalah final. Semua pasukan Amerika kecuali garnisun kedutaan akan ditarik pada 11 September.
Jenderal Miller mengatakan penarikan pasukan telah mencapai titik di mana dia akan segera mengakhiri komandonya, yang dimulai pada September 2018 dan pada gilirannya mengucapkan selamat tinggal kepada Afghanistan.
“Dari sudut pandang militer, ini berjalan sangat baik,” kata Jenderal Miller tentang penarikan AS.
Miller tidak menjelaskan batas waktu kapan penarikan akan selesai. Taliban, sebagian besar, tidak menyerang pasukan AS atau internasional saat mereka berangkat, melainkan memfokuskan beban kekerasan pada pasukan keamanan Afghanistan dan warga sipil yang terperangkap dalam baku tembak.
Pangkalan Udara AS di Bagram sekarang menjadi pintu gerbang terakhir untuk memindahkan pasukan dan peralatan apa yang tersisa di negara itu.
Markas besar NATO, yang akan segera menjadi bagian dari kompleks Kedutaan Besar AS tampak sepi. Penjaga Georgia yang menjaga perimeternya telah pergi, digantikan oleh keamanan Kedutaan Besar AS. Interiornya, jaringan penghalang semen pelindung, barak, dan kantor, terasa seperti rumah kosong.
Sekitar 650 tentara AS diperkirakan akan tetap berada di negara itu untuk memberikan keamanan bagi para diplomat, kata para pejabat Amerika pekan lalu.
Militer AS masih memberikan dukungan apa yang dapat diberikannya kepada pasukan keamanan Afghanistan. Termasuk menerbangkan jet dari kapal induk Eisenhower, untuk menghentikan serangan Taliban saat pihak keamanan Afghanistan dikepung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News