Taliban telah mengklaim mereka akan menjunjung tinggi kebebasan pers -,sejalan dengan prinsip-prinsip Islam yang tidak ditentukan,- meskipun wartawan semakin dilecehkan meliput protes di seluruh negeri.
Dalam beberapa hari terakhir, lusinan wartawan telah melaporkan dipukuli, ditahan atau dicegah untuk meliput protes, sebuah pertunjukan perlawanan yang tidak terpikirkan di bawah rezim terakhir Taliban pada 1990-an.
Sebagian besar adalah jurnalis Afghanistan, yang lebih sering dilecehkan oleh Taliban daripada media asing.
Protes tersebut membuktikan ujian awal bagi Taliban, yang setelah mengambil alih kekuasaan pada 15 Agustus menjanjikan pemerintahan yang lebih toleran dan bekerja untuk "perdamaian dan kemakmuran negara".
Zaki Daryabi, kepala surat kabar Etilaat Roz, mengatakan kata-kata Taliban terdengar hampa.
"Pidato resmi ini benar-benar berbeda dari kenyataan yang dapat diamati di lapangan," pungkas Daryabi kepada AFP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News