Menlu Tiongkok Wang Yi kesal karena dituduh NATO bantu Rusia. (AFP)
Menlu Tiongkok Wang Yi kesal karena dituduh NATO bantu Rusia. (AFP)

Kesal, Menlu Tiongkok Minta NATO Jangan Korbarkan Konfrontasi

Marcheilla Ariesta • 12 Juli 2024 15:34
Beijing: Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi angkat bicara soal tuduhan NATO, yang mengatakan Beijing membantu Rusia dalam perang melawan Ukraina. Menurut Wang Yi, tuduhan tersebut tidak berdasar.
 
Dia juga memperingatkan aliansi Barat agar tidak mengobarkan konfrontasi.
 
Komentar Wang, yang disampaikan melalui telepon dengan mitranya dari Belanda, muncul beberapa jam setelah para pemimpin negara anggota NATO berkumpul di Washington DC, Amerika Serikat (AS) dan mengeluarkan ‘deklarasi perang’.

NATO menuduh Tiongkok sebagai pendukung yang menentukan bagi Rusia melalui dukungan besar-besaran bagi basis industri pertahanan Rusia dalam beberapa pernyataan mereka yang paling keras mengenai Beijing.
 
Mereka juga meminta Tiongkok untuk menghentikan semua dukungan material dan politik terhadap upaya perang Rusia seperti pasokan bahan-bahan yang dapat digunakan ganda, yaitu barang-barang yang dapat digunakan untuk keperluan sipil dan militer.
 
Negara-negara Barat sebelumnya menuduh Beijing mentransfer teknologi drone dan rudal serta citra satelit ke Moskow. AS memperkirakan sekitar 70 persen peralatan mesin dan 90 persen mikroelektronika yang diimpor Rusia kini berasal dari Tiongkok.
 
Beijing juga dituduh melakukan "aktivitas siber dan hibrida yang berbahaya, termasuk disinformasi" mengenai negara-negara NATO, seperti dikutip dari CNN, Jumat, 12 Juli 2024.
 
Pada Kamis, saat berbicara dengan menteri luar negeri Belanda yang baru, Caspar Veldkamp, Wang mengatakan, "Tiongkok sama sekali tidak menerima semua tuduhan ini. Kami selalu menjadi kekuatan untuk perdamaian dan kekuatan untuk stabilitas".
 
Dalam komentar yang disampaikan oleh media pemerintah, ia mengatakan bahwa sistem dan nilai-nilai politik Tiongkok yang berbeda "tidak boleh digunakan sebagai alasan bagi NATO untuk menghasut konfrontasi dengan Tiongkok", dan menyerukan agar NATO "tetap berada dalam batas-batasnya".
 
Pernyataannya adalah yang terbaru dari serangkaian tanggapan marah dari Beijing.
 
Sebelumnya pada Kamis, juru bicara kementerian luar negeri mengatakan, NATO mencoreng Tiongkok dengan “disinformasi palsu”.
 
Misi Tiongkok untuk Uni Eropa menuturkan kepada aliansi tersebut untuk “berhenti membesar-besarkan apa yang disebut sebagai ancaman Tiongkok”.
 
Beijing telah lama membantah tuduhan bahwa mereka membantu Rusia dalam perang tersebut dan menegaskan bahwa mereka tetap merupakan pihak netral. Mereka menyerukan diakhirinya konflik dan mengusulkan rencana perdamaian, namun ditolak Ukraina.
 
Namun, selain meningkatnya tuduhan dukungan militer, para pengamat juga menunjukkan bahwa pembelian minyak dan gas dalam jumlah besar oleh Beijing telah membantu menopang perekonomian Rusia yang lumpuh akibat sanksi dan mengisi kembali kas yang terkuras akibat belanja perang.
 
Retorika resmi Beijing mengenai konflik sering kali mencerminkan retorika Moskow – sama seperti mereka, Tiongkok masih tidak menyebutnya sebagai perang – dan Presiden Tiongkok Xi Jinping telah menjaga hubungan dekat dengan Presiden Vladimir Putin, dan keduanya menyatakan bahwa kemitraan mereka “tidak ada batasnya”.
 
Beijing menuduh AS dan negara-negara Barat lainnya menuangkan “bahan bakar ke dalam api” dengan memasok senjata dan teknologi mematikan ke Ukraina untuk pertahanannya.
 
Dalam beberapa pekan terakhir, beberapa negara telah melangkah lebih jauh dan mengizinkan Ukraina menggunakan senjata mereka untuk mencapai sasaran di wilayah Rusia.
 
Baca juga: Xi Jinping Disebut Dapat Akhiri Perang Rusia-Ukraina dengan Telepon
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan