Tragedi berdarah Urumqi berawal dari tewasnya dua pria Muslim Uighur akibat dikeroyok massa, yang termakan isu jika keduanya memperkosa seorang wanita suku Han (suku asli Tiongkok) di Shaoguan, Tiongkok.
Video detik-detik serangan, penyiksaan hingga tewasnya dua pria Uighur tersebut, sengaja disebar Tiongkok ke media sosial. Peneliti senior CENTRIS, AB Solissa menyebut langkah tersebut membuat ketegangan menjadi memuncak, sehingga korban tewas dan terluka semakin bertambah.
“Dari laporan Wartawan Guardian di tempat kejadian, diketahui jumlah korban tewas lebih dari 30 orang Uighur. Sementara data dari The China Project menyebut 36 orang tewas dan 126 lainnya terluka,” kata AB Solissa kepada wartawan, dilansir Jumat, 7 Juli 2023.
Angka ini, lanjut AB Solissa, sangat berbeda dengan keterangan otoritas Tiongkok yang mengeklaim hanya dua orang muslim Uighur yang tewas dalam kejadian pada 25 Juni 2009 tersebut.
Pembunuhan keji terhadap pekerja Uighur yang videonya menyebar luas di media sosial, memantik rasa keprihatinan para mahasiswa dan warga Muslim Uighur di Urumqi. Warga dan mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa damai, menuntut pemerintah menyeret pelaku pembunuhan serta membuka tabir peristiwa tersebut.
Baca juga: PBB Desak Tiongkok Tangani Dugaan Pelanggaran HAM Terhadap Uighur |
Aksi damai mahasiswa dan warga muslim Uighur pada 5 Juli 2009, dijawab Beijing dengan memerintahkan polisi dan tentara melepaskan tembakan ke arah massa, sehingga memicu kerusuhan.
Namun, pihak berwenang Tiongkok melaporkan 197 orang yang kebanyakan warga suku Han tewas dan 700 orang lainnya terluka dalam kerusuhan tersebut.
“Dari informasi sejumlah media, Sekretaris Partai Komunis Tiongkok di Xinjiang, Wang Lequan, muncul di televisi nasional menegur muslim Uighur, dan mendesak Suku Han Tiongkok untuk membalas dendam,” terang AB Solissa.
“Tersulut provokasi Wang Lequan, orang-orang Suku Han yang berbekal senjata tajam, mengamuk di Urumqi untuk membalas dendam, membunuh seluruh orang Uighur yang mereka temui,” tutur AB Solissa.
CENTRIS berpandangan kejahatan kemanusiaan yang terjadi dalam Tragedi Berdarah Urumqi, dapat segera dibawa ke PBB, dengan sejumlah bukti kuat lainnya. Di antaranya, pengakuan saksi hidup, yakni orang-orang Uighur yang lolos dari peristiwa pembantaian tersebut.
“Di berbagai media, mereka mengaku melihat langsung pembantaian yang dilakukan polisi dan tentara Tiongkok, serta pembunuhan secara membabi-buta oleh orang-orang Suku Han terhadap Muslim Uighur di Urumqi. Ini bisa jadi novum baru,” jelas AB Solissa.
Dari keterangan para saksi, diperoleh informasi jika polisi dan tentara Beijing dengan cepat bersih-bersih, sehingga keesokan harinya lokasi tewasnya ratusan muslim Uighur telah bebas dari sisa-sisa tubuh maupun darah korban yang tewas atau terluka.
CENTRIS menduga Tragedi Urumqi adalah titik awal upaya Tiongkok mereduksi atau melakukan program genosida muslim Uighur. Mengingat, populasi muslim Uighur dan kertertarikan masyarakat Tiongkok akan Islam semakin tinggi.
“Dan hingga detik ini, upaya genosida muslim Uighur terus dilakukan oleh Beijing, terutama di kamp-kamp konsentrasi di Xianjiang,” pungkas AB Solissa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News