Menyebut bahwa kebijakan Tiongkok terhadap AS selalu konsisten dan stabil, Hua mengatakan bahwa Negeri Tirai Bambu bersedia bekerja dengan AS untuk mengimplementasikan konsensus penting yang sudah dibicarakan Presiden Joe Biden dan Presiden Xi Jinping menjelang Tahun Baru Tiongkok.
"Diharapkan AS dan Tiongkok dapat mengembangkan sebuah hubungan non-konfrontasi, non-konflik, saling menghormati, dengan kerja sama saling menguntungkan demi mengembalikan hubungan bilateral ke jalur yang stabil," ujar Hua, dilansir dari laman Xinhua pada Sabtu, 27 Maret 2021.
Berbicara mengenai aturan internasional, Hua mengatakan hanya ada satu sistem di dunia, yakni yang diatur Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Norma-norma internasional, sebut Chua, diatur berdasarkan tujuan-tujuan dalam Piagam PBB.
"Mengenai mematuhi aturan internasional, Tiongkok adalah panutan, sementara AS mungkin belum sampai ke tahap itu. Hal ini sudah diakui oleh komunitas internasional," sebut Hua.
Sementara mengenai isu demokrasi dan sentralisasi, Hua mengatakan sistem politik yang baik sangat tergantung dengan kondisi nasional masing-masing negara. Ia menyiratkan bahwa satu sistem politik yang cocok di satu negara, belum tentu cocok jika diterapkan di tempat lain.
Hua menyebut Tiongkok terus mengejar visi yang berpusat pada rakyat. Ia mengklaim Tiongkok telah berhasil mencapai target pengurangan kemiskinan 10 tahun lebih cepat dari agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030.
"Kami telah menerapkan sistem keamanan sosial terbesar di dunia, yang meliputi sekitar 1,4 miliar warga. Ini bukan saja meningkatkan pendapatan warga dan standar kehidupan, tapi juga memastikan semua orang memiliki rumah, pendidikan, dan asuransi kesehatan," sebut Hua.
Sebagai dua raksasa ekonomi dunia, lanjut Hua, kompetisi antar AS dan Tiongkok merupakan sesuatu yang tidak mengejutkan. Namun ia menegaskan Tiongkok ingin kompetisi ini dilakukan adil dan terbuka.
"Kita harus saling menghormati, berinteraksi secara positif, mengembangkan kerja sama saling menguntungkan dengan negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat, dan secara konstan melampaui diri sendiri agar menjadi versi yang lebih baik demi keuntungan global," pungkas Hua.
Baca: Pemerintahan Masih Terkesan Mirip Trump, Bagaimana Nasib Perang Dagang AS-Tiongkok?
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News