Hal itu ditunjukkan pada Kamis, ketika kedua negara tersebut memulai pertemuan dua hari di Anchorage, Alaska.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memulai pidatonya dengan menyoroti tindakan Tiongkok, termasuk di Xinjiang, Hong Kong, dan Taiwan, serangan dunia maya di Amerika Serikat, serta pemaksaan ekonomi terhadap sekutu AS.
Pembicaraan yang terkesan membahas hubungan diplomatik daripada ekonomi itu dianggap sebagai gambaran awal yang menyangkut kelanjutan hubungan dagang AS-Tiongkok.
Mantan litigator Organisasi Perdagangan Dunia Clete Willems mengatakan dia tidak terkejut dengan yang terjadi di Anchorage.
Willems, yang pernah menjadi anggota tim perdagangan Trump dan sekarang menjadi mitra di firma hukum Akin Gump mengatakan, pertemuan Anchorage lebih merupakan kesempatan untuk menyampaikan keluhan secara resmi dan bukan upaya pemulihan ekonomi yang realistis.
"Saya memiliki ekspektasi yang rendah untuk (pertemuan) Alaska dan itu terjadi," ujarnya dilansir CNBC International, Minggu, 21 Maret 2021.
"Saya pikir (pemerintah Tiongkok) salah membaca situasi dengan tim Biden, dan mereka mengira orang-orang ini akan masuk dan membatalkan semua tindakan Trump," tambahnya.
Tiongkok saat ini adalah mitra perdagangan barang terbesar ketiga AS dengan total perdagangan USD558,1 miliar pada 2019, menurut Kantor USTR.
Volume perdagangan itu telah menopang hidup 911 ribu tenaga kerja AS pada 2015. Tiongkok juga merupakan pasar ekspor terbesar ketiga bagi petani AS dengan perdagangan tahunan komoditas pertanian mencapai USD14 miliar.
Sebaliknya, Tiongkok juga menjadi pemasok impor barang terbesar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News