Berbicara dalam wawancara dengan program 'News 23' pada Senin malam, PM Suga mengatakan bahwa jajaran panel ahli pemerintah menilai kondisi saat ini belum perlu ditanggapi dengan status darurat.
"Kita belum sampai ke tahap tersebut," kata PM Suga, dikutip dari laman Independent pada Selasa, 22 Desember 2020.
Meski belum akan menerapkan status darurat, PM Suga mengatakan bahwa pemerintah mungkin akan meminta restoran dan bar di Jepang untuk memangkas jam operasional demi meredam penyebaran covid-19.
Baca: Pandemi Covid-19 Makin Parah, PM Jepang Malah Asyik Makan Malam
Sejauh ini PM Suga menentang penerapan penguncian (lockdown) berskala penuh di Jepang. Lockdown nasional pernah diterapkan di Jepang pada April lalu saat jabatan PM masih dipegang Shinzo Abe.
Lockdown dicabut karena Jepang berhasil mengendalikan penyebaran covid-19 pada Mei. Namun sejak Juli hingga saat ini, terutama beberapa pekan terakhir, jumlah kasus covid-19 di Jepang kembali melonjak.
Pada 17 Desember, kasus harian covid-19 di Jepang mencapai lebih dari 3.000. Senin kemarin, total ada 2.154 pasien covid-19 yang dirawat di rumah sakit.
Sebuah grup asosiasi medis nasional di Jepang telah mendeklarasikan status darurat pada Senin kemarin. Asosiasi tersebut mengingatkan bahwa sistem kesehatan di Negeri Sakura terpukul hebat oleh pandemi covid-19.
Selama ini PM Suga kerap menyiratkan ingin mencari keseimbangan antara memerangi pandemi dan menghidupkan kembali perekonomian ketimbang memberlakukan pembatasan baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News