Terlepas dari peringatan publiknya sendiri terhadap makan kelompok besar, Suga tetap melanjutkan serangkaian pertemuan minggu ini. Ulahnya itu memicu kritik dari politisi dan pengguna media sosial, termasuk mitra koalisi partainya.
Menteri Ekonomi Negara Yasutoshi Nishimura yang bertanggung jawab atas kebijakan virus korona, membela pertemuan Suga. Dia mengatakan, kepada parlemen pada Rabu 16 Desember bahwa tidak ada aturan yang diberlakukan tentang makan bersama.
Selasa malam, Juru Bicara Pemerintah Katsunobu Kato mengatakan, perdana menteri telah mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk pertemuan tersebut.
"Penting untuk membuat keputusan individu, berdasarkan keseimbangan antara tujuan makan kelompok dan tindakan pengendalian infeksi," kata Kato dalam konferensi pers, seperti dikutip AFP, Rabu 16 Desember 2020.
Pada Senin 14 Desember, Suga bergabung dengan enam orang lainnya termasuk pejabat senior di pesta yang berkuasa berkumpul di sebuah restoran steak kelas atas di distrik Ginza, Tokyo. Semuanya yang ikut makan malam itu berusia di atas 70-an.
Meninggalkan restoran, aktor berusia 76 tahun Ryotaro Sugi mengatakan kepada wartawan bahwa itu adalah "pesta akhir tahun", di mana mereka berbicara tentang bisbol.
Peserta lain, Toshihiro Nikai, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Liberal yang berkuasa mengatakan, para tamu makan malam melepas masker untuk makan tetapi cukup berhati-hati.
Sehari kemudian, Suga bertemu Haruyuki Takahashi, seorang eksekutif dari panitia penyelenggara Tokyo Games. Selain itu dia juga bertemu dengan dua eksekutif dari jaringan TV lokal di restoran steak lain.
Takahashi memainkan peran kunci dalam mengamankan dukungan mantan pialang kekuatan Olimpiade yang dicurigai oleh jaksa Prancis menerima suap untuk membantu upaya Jepang.
Rangkaian ‘tamasya’ Suga terjadi setelah pemerintah secara tiba-tiba menghentikan program subsidi perjalanan pemerintah yang telah lama dia bela. Ini meruapakan pertengkaran terbaru yang membayangi bulan-bulan pertamanya berkuasa.
Sandungan menimbulkan pertanyaan tentang kelangsungan masa jabatan Suga. Dikhawatirkan hal ini dapat memperumit kemampuannya untuk melaksanakan reformasi yang sulit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News