“Seorang pria dengan pisau menikam sedikitnya 10 penumpang di kereta komuter di Tokyo pada Jumat dan ditangkap oleh polisi setelah melarikan diri,” kata pejabat pemadam kebakaran dalam sebuah laporan berita NHK, Sabtu 7 Agustus 2021.
Televisi publik NHK mengatakan, satu penumpang terluka parah. Dikatakan tersangka meninggalkan pisaunya saat dia melarikan diri dan kemudian ditangkap di Tokyo. Ibukota Jepang saat ini menjadi tuan rumah Olimpiade, yang berakhir pada hari Minggu.
Departemen Pemadam Kebakaran Tokyo mengatakan, sembilan dari 10 penumpang yang terluka dibawa ke rumah sakit terdekat, sementara yang kesepuluh bisa pergi. Semua yang terluka dalam keadaan sadar, kata petugas pemadam kebakaran.
Seorang saksi di stasiun terdekat tempat kereta berhenti mengatakan penumpang panik dan bergegas keluar dari gerbong. Saksi lain mengatakan kepada NHK bahwa dia melihat penumpang berlumuran darah keluar dari kereta, ketika seorang penyiar meminta dokter dan penumpang membawa handuk.
“Tersangka masuk ke toko serba ada dan mengatakan dia lelah melarikan diri, dan manajer toko memanggil polisi setelah melihat noda darah di baju pria itu. Dikatakan tersangka berusia 20-an,” sebut laporan NHK.
Penusukan itu terjadi di dekat stasiun Seijogakuen, menurut operator kereta api Odakyu Electric Railway Co. Polisi menolak berkomentar dan tidak ada rincian lain yang segera tersedia.
Satu juta kasus
Jepang mencapai tonggak sejarah satu juta kasus virus korona pada Jumat, media domestik melaporkan, ketika infeksi melonjak di Tokyo dan daerah perkotaan lainnya ketika negara itu berjuang untuk menahan varian Delta.Kasus baru di Tokyo mencapai 4.515, tertinggi kedua setelah rekor Kamis 5.042, sementara prefektur Kanagawa yang berpenduduk padat mengalami peningkatan kasus menjadi lebih dari 2.000, empat kali lipat dalam waktu kurang dari dua minggu.
Infeksi di Osaka, kota terbesar di barat negara itu, juga naik ke rekor 1.310, sebagai tanda patogen menyebar dengan cepat di luar Tokyo.
Jumlah total kasus sejak pandemi covid-19 dimulai tahun lalu sekarang di atas satu juta, menodai keberhasilan awal negara itu dalam mengatasi penyakit tersebut.
Sementara penularan tampaknya menyebar dengan cepat dari ibu kota ke wilayah lain, Perdana Menteri Yoshihide Suga dengan nada hati-hati memperluas keadaan darurat ke seluruh negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News