Kepulauan Marshall, Kepulauan Solomon, dan seluruh Mikronesia melaporkan banjir dalam beberapa hari terakhir. Sejumlah area terpencil di Vanuatu juga melaporkan terjadinya banjir akibat kenaikan air laut.
"Pemerintah Mikronesia telah menerima informasi seputar banjir di banyak pulau akibat gelombang besar dan terjangan badai," ucap Presiden David Panuelo, dilansir dari AFP, Rabu, 8 Desember 2021.
"Kami telah menerima banyak permintaan dari warga yang meminta dukungan," tambahnya.
Di ibu kota Kepulauan Marshall, Majuro, air laut meluap melewati barikade batu dan menggenangi ruas jalan menuju bandara dengan kedalaman mencapai 50 sentimeter. Selang beberapa waktu, air akhirnya surut.
Sementara di Kepulauan Solomon, polisi telah mengeluarkan peringatan kepada penduduk untuk menjauh dari sungai-sungai yang meluap.
Peneliti Iklim bernama Murray Ford mengatakan, banjir di Marshalls disebabkan kombinasi cuaca buruk, gelombang naik, fenomena cuaca La Nina, dan kenaikan permukaan air laut. Hal ini disebut secara luas terkait dengan pemanasan global.
"Peristiwa seperti ini relatif tidak berbahaya pada 1990-an, tetapi permukaan laut hari ini lebih tinggi daripada saat itu," jelas Ford kepada AFP.
"Kenaikan permukaan air laut meningkatkan frekuensi dan skala peristiwa semacam ini," ujar akademisi asal Universitas Auckland, Selandia Baru tersebut.
Baca: Rangkul Negara Pasifik, Indonesia-Belanda Kembangkan Kerja Sama Perubahan Iklim
Ford juga mengatakan, alat pengukur gelombang pasang yang dipasang di Majuro pada awal 1990-an menunjukkan permukaan laut telah naik rata-rata 4,8 milimeter (0,2 inci) per tahun.
"Dengan kenaikan permukaan laut yang terus terjadi di setiap tahunnya, bencana akan lebih sering terjadi, dan skalanya juga menjadi lebih luas dan parah. Kita harus merencanakan dan mempersiapkannya sekarang,” tutur penduduk Majuro dan Mantan Kepala Sekretaris Kepulauan Marshall, Ben Graham.
Sejumlah pulau Pasifik merupakan deretan negara yang terkena dampak terparah perubahan iklim. Beberapa di antara negara tersebut diperkirakan akan tenggelam sepenuhnya akibat kenaikan air laut.
Negara-negara itu juga terancam terjangan topan yang semakin kuat. Selain itu, ancaman kekeringan dan banjir diestimasi akan menjadi peristiwa yang lebih umum di negara-negara Pasifik, di mana cuaca dapat berubah sewaktu-waktu secara ekstrem. (Nadia Ayu Soraya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News