Topan Mocha membawa angin dengan kecepatan hingga 175 kilometer per jam, dan pejabat meteorologi di Dhaka mengklasifikasikannya sebagai topan yang "sangat kuat," sedangkan India menyebutnya "sangat, sangat kuat."
Diperkirakan Topan Mocha akan mendarat pada Minggu pagi di sekitar Cox's Bazar, lokasi kamp yang dihuni hampir satu juta pengungsi Rohingya, dan juga Sittwe di pantai Rakhine barat Myanmar.
"Topan Mocha adalah badai paling kuat sejak Topan Sidr," kata Azizur Rahman, kepala Departemen Meteorologi Bangladesh, kepada AFP.
Topan itu melanda pantai selatan Bangladesh pada November 2007, menewaskan lebih dari 3.000 orang dan menyebabkan kerusakan bernilai miliaran dolar.
Pihak berwenang Bangladesh telah melarang Rohingya membangun rumah beton permanen, khawatir hal itu dapat mendorong mereka untuk menetap secara permanen daripada kembali ke Myanmar, negara yang mereka tinggalkan lima tahun lalu.
"Kami tinggal di rumah yang terbuat dari terpal dan bambu," kata pengungsi Enam Ahmed, yang tinggal di kamp Nayapara dekat kota perbatasan Teknaf.
"Kami takut. Kami tidak tahu di mana kami akan berlindung. Kami panik," sambungnya.
Baca juga: Topan Mocha di Teluk Benggala Bergerak Menuju Kamp Pengungsi Rohingya
Badan prakiraan cuaca memperkirakan Topan Mocha akan membawa hujan deras, yang dapat memicu tanah longsor. Sebagian besar kamp di Cox's Bazar dibangun di lereng bukit, dan tanah longsor merupakan fenomena biasa di wilayah tersebut.
Mocha juga diperkirakan akan memicu gelombang setinggi empat meter di area pesisir, yang dapat menggenangi desa-desa pinggir pantai dan sungai dataran rendah.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id