Setibanya di Ulaanbaatar, Menlu Retno menggelar pertemuan bilateral dengan Menlu Mongolia Battsetseg Batmunkh.
"Kami berdua baru saja mengadakan pertemuan bilateral yang konstruktif di mana kami menjajaki peluang untuk memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Mongolia," ucap Menlu Retno dalam keterangan tertulis kepada awak media.
"Saya juga senang mengetahui rencana Mongolia untuk membuka kembali Kedutaan Besarnya di Jakarta. Kami senang dapat menandatangani MoU tentang Peningkatan Kerja Sama di Bidang Diplomasi dan Hubungan Internasional," sambungnya.
Dalam pertemuan dengan Battsetseg, Menlu Retno menyoroti sejumlah masalah. Pertama, tentang kerja sama ekonomi, di mana kedua menlu menyambut baik kerja sama B-to-B antara perusahaan Indonesia Modena dan Nomin Holding dari Mongolia.
Kerja sama tersebut merupakan investasi signifikan pertama dari Indonesia, untuk membangun saluran distribusi peralatan rumah tangga di Mongolia.
Menlu Retno dan Battsetseg sepakat mempromosikan lebih banyak fasilitasi perdagangan dan meminimalisasi berbagai hambatan. Indonesia tertarik untuk meningkatkan komoditas ekspor potensial ke Mongolia seperti produk farmasi dan alat elektronik. Kedua negara juga sepakat menjalin hubungan antara Kamar Dagang dan Industri masing-masing.
Kedua, dalam hubungan people to people. Indonesia dan Mongolia sepakat mengintensifkan kerja sama di bidang pariwisata, antara lain dengan mempromosikan 5 destinasi wisata super prioritas Indonesia kepada traveler Mongolia.
"Kami senang memiliki Pusat Kebudayaan Mongolia di Tanjung Lesung, Indonesia, dan merupakan Pusat Kebudayaan Mongolia pertama dan satu-satunya di Asia Tenggara yang didirikan sejak 2017," tutur Menlu Retno.
Ketiga, tentang perempuan, perdamaian dan keamanan. Kamis besok, Menlu Retno akan membicarakan masalah ini dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri Perempuan.
Ia akan menyoroti pentingnya melihat peran perempuan dalam situasi konflik melalui perspektif yang berbeda. Kesempatan yang lebih luas harus diberikan kepada perempuan untuk memainkan peran mereka sebagai agen perdamaian.
"Secara bilateral, kami juga sepakat untuk memperkuat kerja sama dalam peningkatan kapasitas untuk operasi penjaga perdamaian, khususnya untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam pasukan penjaga perdamaian," sebut Menlu Retno.
Keempat, tentang isu-isu regional. Dalam hal ini, Menlu Retno menyampaikan kepada Menlu Battsetseg tentang keketuaan Indonesia di ASEAN.
Bersama anggota ASEAN lainnya, Indonesia akan melakukan yang terbaik: menjadikan ASEAN penting, menjadikan ASEAN dapat melanjutkan perannya sebagai kontributor perdamaian dan stabilitas kawasan, serta menjadikan Asia Tenggara sebagai episentrum pertumbuhan.
Indonesia juga akan berupaya sekuat tenaga untuk membantu masyarakat Myanmar keluar dari krisis politik berdasarkan 5 Poin Konsensus. Kepercayaan harus dibangun di antara para pemangku kepentingan di Myanmar untuk membuka kemungkinan dialog yang inklusif.
Kekerasan harus dikecam dan ASEAN berkomitmen untuk memberikan bantuan kemanusiaan berdasarkan prinsip "tidak ada yang tertinggal."
"Indonesia saat ini sedang mempersiapkan ASEAN Minister Meeting and Post Ministerial Meeting atau AMM/PMC. Salah satu pertemuan tersebut adalah ASEAN Regional Forum (ARF) dan Mongolia merupakan salah satu anggota Forum tersebut," kata Menlu Retno.
"Menantikan partisipasi Menteri Battsetseg pada Pertemuan ARF di Jakarta bulan depan. Akhir kata, Indonesia berkomitmen untuk terus membina kerja sama yang erat dengan Mongolia," pungkasnya.
Baca juga: KBRI Beijing Promosikan Pariwisata Indonesia ke Mongolia
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News