Taliban telah menguasai Afghanistan dengan merebut ibu kota Kabul pada 15 Agustus lalu. Sejauh ini, belum ada satu pun negara atau organisasi internasional yang secara resmi mengakui kepemimpinan Taliban.
Jika rezim baru di Kabul menginginkan pengakuan diplomatik, atau mencairkan jutaan (dolar) yang saat ini dibekukan, mereka harus memastikan membuka akses aman bagi orang yang ingin pergi ke negara lain, menghormati hak-hak perempuan, dan mencegah Afghanistan menjadi inkubator teror global," tutur PM Johnson, dikutip dari laman Tass, Senin, 30 Agustus 2021.
Johnson mengatakan, bersama para sekutu di Amerika dan Eropa serta seluruh dunia, kami akan berinteraksi dengan Taliban bukan atas dasar apa yang mereka katakan, tapi atas apa yang mereka lakukan.
Apa syarat yang diajukan oleh Inggris? Simak di tautan ini.
3. Taliban Izinkan Perempuan Berkuliah Asalkan Terpisah dari Laki-Laki
Perempuan di Afghanistan akan diizinkan mengenyam pendidikan tinggi di bangku universitas. Namun, di bawah kepemimpinan Taliban, perempuan dilarang mengikuti perkuliahan yang bercampur dengan laki-laki."Masyarakat Afghanistan dapat melanjutkan pendidikan tinggi sesuai hukum Syariah dengan tidak mencapur antara laki-laki dan perempuan," tutur Pelaksana Tugas Menteri Pendidikan Taliban, Abdul Baqi Haqqani, dilansir dari AFP, Senin, 30 Agustus 2021.
Pernyataan Haqqani disampaikan dalam pertemuan dengan para tetua Taliban yang dikenal sebagai loya jirga pada hari Minggu kemarin.
Mengenai pendidikan di Afghanistan, Taliban mengaku ingin menciptakan kurikulum berkualitas yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Apakah izin kepada perempuan bisa diwujudkan? Simak di sini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News