"Peristiwa ledakan terjadi di sebuah madrasah. Ada orang tak dikenal yang menaruh bahan peledak di dalam sebuah kantong plastik," kata seorang polisi yang menolak disebutkan identitasnya di Peshawar.
Satu polisi lainnya, Waqar Azim, mengatakan bahwa pengeboman terjadi saat seorang ulama sedang memberikan tausyiah di madrasah Jamia Zubairia. "Ledakan terjadi saat berlangsungnya seminar Al-Quran," ucapnya.
"Seserang membawa sebuah tas ke dalam seminar. Setidaknya ada empat peserta seminar yang tewas, dan 34 lainnya terluka," sambung Azim kepada kantor berita AFP pada Selasa, 27 Oktober 2020.
Ia menambahkan, seseorang yang menaruh tas tersebut sudah meninggalkan gedung madrasah sebelum ledakan.
Sejumlah korban luka berada dalam kondisi kritis, dan otoritas kesehatan Peshawar khawatir jumlah kematian dalam ledakan ini dapat bertambah.
Mohammad Ali Gandapur, seorang polisi senior di Peshawar, mengonfirmasi terjadinya ledakan di madrasah Jamia Zubairia. Ia mengatakan dua guru termasuk dari 34 korban luka.
Sejauh ini belum ada grup yang mengklaim bertanggung jawab atas pengeboman di madrasah Peshawar.
Juru bicara rumah sakit Lady Reading mengatakan, pihaknya telah menerima tujuh jenazah dan 70 korban luka, yang banyak di antaranya mengalami luka bakar.
Tariq Burki, direktur dari rumah sakit tersebut, empat dari tujuh korban tewas adalah anak-anak.
Baca: Enam Orang Tewas dalam Ledakan di Kota Perbatasan Pakistan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News