"Kami bekerja sama secara luar biasa dan intensif dengan Korea Selatan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukn agar menopang persepsi publik dan realitas komitmen kami," kata seorang pejabat senior AS, dilansir dari Channel News Asia, Sabtu, 22 April 2023.
Pejabat itu mengatakan, komitmen tersebut merupakan salah satu pencapaian terbesar AS yang dipilih oleh sejumlah negara Indo-Pasifik yang dapat membuat senjata nuklir karena perlindungan yang disebut payung nuklir AS.
"Kami sangat jelas bahwa komitmen kami terhadap pencegah nuklir itu berlaku, dan sangat kuat untuk Korea Selatan," sebut pejabat tersebut.
Biden, kata dia, akan membicarakan langkah-langkah substansial untuk menggarisbawahi itu, memperbaruinya, dan menjawab keraguan orang mengenai komitmen AS untuk berdiri bersama Korea Selatan.
Baca juga: Menlu Korut Kesal G7 Ikut Campur Urusan Internal
"Komitmen kami kuat dalam menghadapi provokasi dari Korea Utara, serangan Rusia dan ambisi nuklir Tiongkok," sambungnya.
Yoon akan mengunjungi AS selama sepekan mulai Senin depan. Kunjungannya terjadi di saat warga Korea Selatan meminta agar persenjataan nuklir mereka dikembangkan, untuk menghalau serangan Korea Utara yang makin meluas.
Warga Korsel minta pengembangan senjata nuklir
Dalam jajak pendapat yang dirilis pada 6 April oleh Asian Institute for Policy Studies di Seoul, 64,3 persen warga Korea Selatan mendukung pengembangan senjata nuklir dengan 33,3 persen menentang.
Survei menunjukkan 52,9 persen warga Korea Selatan yakin AS akan menggunakan senjata nuklir untuk membela Korea Selatan jika terjadi serangan nuklir oleh Korea Utara.
Tetapi jumlahnya turun menjadi 43,1 persen ketika responden ditanya apakah menurut mereka AS akan mempertaruhkan keselamatannya untuk membela Korea Selatan, dengan 54,2 persen mengatakan AS tidak akan mengambil risiko seperti itu.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News