Mengutip dari Al Jazeera, demonstrasi terjadi di beberapa lokasi, termasuk provinsi Takhar dan Balkh, di saat dunia merayakan Hari Perempuan Internasional pada Jumat, 8 Maret.
Kabar mengenai demonstrasi perempuan di Afghanistan dilaporkan aktivis dari kelompok Purple Saturdays – sebuah organisasi yang dibentuk untuk meningkatkan kesadaran dan menentang pembatasan kebebasan perempuan.
Di provinsi utara Takhar, tujuh perempuan memegang kertas yang menutupi wajah mereka dengan membawa tulisan 'Hak, Keadilan, Kebebasan."
"Keheningan dan ketakutan kami adalah senjata terbesar Taliban," kata seorang demonstran yang wajahnya ditutupi dalam sebuah video.
Di provinsi Balkh, beberapa perempuan juga mengangkat poster bertuliskan "Jangan beri Taliban kesempatan" di depan spanduk bertuliskan "Selamatkan Perempuan Afghanistan."
Hak Perempuan di Afghanistan
Sebelumnya, sekitar 20 perempuan berkumpul di sebuah acara yang diselenggarakan Asosiasi Tunanetra Afghanistan di kota Mazar-i-Sharif utara pada Kamis lalu."Sangat menyakitkan melihat seorang perempuan tidak memiliki nilai dalam masyarakat kita saat ini. Dia tidak dapat menggunakan haknya apa pun," tutur salah satu peserta.
Pada hari Jumat, Richard Bennett, pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia di Afghanistan, meminta pemerintah Afghanistan di bawah Taliban "untuk segera dan tanpa syarat membebaskan semua orang yang ditahan secara sewenang-wenang karena membela hak asasi manusia, terutama hak-hak perempuan dan anak perempuan."
Perempuan di Afghanistan melakukan aksi protes secara sporadis dari waktu ke waktu terhadap peraturan yang dikeluarkan otoritas Taliban. Namun aksi protes ini sering kali dilakukan dalam kelompok kecil dan di dalam ruangan karena mereka khawatir akan pembalasan dari Taliban.
Baca juga: Belum Mengakui Pemerintah Taliban, Indonesia Tekankan Pentingnya Hak Perempuan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News