Para WNI di Sri Lanka untuk melakukan dialog interaktif secara hybrid. (KBRI Kolombo)
Para WNI di Sri Lanka untuk melakukan dialog interaktif secara hybrid. (KBRI Kolombo)

WNI di Sri Lanka Sepakat Evakuasi Belum Diperlukan di Tengah Krisis

Marcheilla Ariesta • 27 Juni 2022 14:58
Kolombo: Warga negara Indonesia (WNI) di Sri Lanka sepakat bahwa evakuasi bukan pilihan utama saat ini meski krisis ekonomi tengah melanda negara Asia Selatan tersebut. Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM), gas, pemadaman listrik dan mahalnya barang-barang kebutuhan pokok membuat negara itu bangkrut.
 
Duta Besar Indonesia untuk Sri Lanka Dewi Gustina Tobing mengajak para WNI di Sri Lanka untuk melakukan dialog interaktif melalui zoom secara hybrid.
 
Ia mengatakan dialog ini bertujuan menyerap aspirasi masyarakat Indonesia menyikapi krisis ekonomi yang terjadi di Sri Lanka.

"Kami ingin mengetahui dampak langsung yang dirasakan WNI setelah adanya pengumuman kebangkrutan ekonomi Sri Lanka," ujar Dewi, dikutip dari keterangan KBRI Kolombo, Senin, 27 Juni 2022.
 
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe, pekan lalu mengatakan, ekonomi Sri Lanka telah benar-benar bangkrut akibat utang yberbulan-bulan alami kekurangan pangan, bahan bakar dan listrik.
 
Dubes Dewi memprediksi masa-masa sulit akibat bangkrutnya perekonomian akan berlangsung empat hingga lima bulan mendatang hingga cairnya bantuan Dana Moneter Internasional (IMF).
 
Dalam kaitan ini, Dubes Dewi meminta WNI menyiapkan cadangan pangan di rumah meskipun di kota-kota tertentu sudah terdapat pembatasan pembelian beras sebanyak 5 kilogram per orang.
 
"KBRI telah menyiapkan sembako bagi WNI yang sangat membutuhkan," tutur Dubes Dewi. KBRI dari waktu ke waktu terus mengikuti perkembangan krisis ekonomi yang terjadi di Sri Lanka, khususnya dalam memantau ketersediaan pangan yang menjamin masih terpenuhinya kebutuhan pokok WNI.
 
Menurut pengamatan KBRI Kolombo, makanan pokok masih tersedia hingga empat bulan mendatang dengan impor utama dari India dengan credit line. Setelahnya, pemerintah Sri Lanka diperkirakan akan terus mengupayakan ketersediaan pangan tersebut.
 
Selain menyiapkan sembako, KBRI Kolombo juga telah menyusun rencana kontijensi guna membantu WNI jika situasi terus memburuk dan segera memerlukan penanganan.
 
Saat ini KBRI Kolombo menilai situasi masih terkendali untuk ketersediaan makanan, dan telah mengadakan pendataan untuk membantu WNI berpendapatan kecil yang mengalami kesulitan akibat kenaikan harga atau yang kehilangan pekerjaan.
 
KBRI Kolombo belum memandang perlunya evakuasi wajib bagi WNI yang tinggal di Sri Lanka pada saat ini karena kebutuhan pokok makanan masih dapat terpenuhi. Meskipun bahan bakar dan gas rumah tangga mengalami kelangkaan, pemerintah Sri Lanka tetap mengupayakan suplai terus berlangsung sehingga tidak terjadi kelangkaan dalam jangka waktu yang terlalu lama.
 
Dari hasil dialog, para WNI umumnya masih dapat memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup secara layak dan sepakat dengan KBRI bahwa saat ini belum pada tahapan perlunya evakuasi.
 
Terdapat sebagian kecil WNI yang mengalami kesulitan yang telah dan akan terus dibantu oleh KBRI. Hasil dialog juga mengungkap bahwa WNI umumnya masih dapat mengelola situasi krisis dan sebagian saling memberikan bantuan kepada WNI lainnya.
 
"Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada masyarakat yang telah membantu sesama WNI dan selanjutnya akan terus berkomunikasi dan membantu WNI yang sangat memerlukan bantuan," ucap Dubes Dewi.
 
KBRI Kolombo terus melakukan pemantauan situasi serta berkomunikasi dengan seluruh WNI yang pada Juni 2022 berjumlah lebih dari 500 orang. KBRI juga mendukung dan membantu sepenuhnya bagi WNI yang memutuskan untuk sementara meninggalkan Sri Lanka karena krisis.
 
Dalam dialog, Dubes Dewi juga menyambut baik kedatangan perwakilan 200 orang WNI pekerja untuk proyek pengurukan sungai dan konstruksi pembangunan salah satu hotel di Kolombo yang baru berlangsung selama 3 bulan.
 
Baca: Sri Lanka Bangkrut, KBRI Kolombo Siapkan Rencana Kontijensi untuk WNI
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan