Pyongyang mengatakan, uji coba rudal yang mereka lakukan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya, seperti yang dilakukan negara lain. Uji coba rudal balistik terbaru dinilai sebagai kegiatan normal mereka.
"Uji coba rudal balistik dari kapal selam kemarin hanya kegiatan normal kami untuk melaksanakan rencana pertahanan jangka menengah dan panjang yang tidak ditujukan ke Amerika Serikat atau negara lain," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut, dikutip dari kantor berita resmi KCNA, Kamis, 21 Oktober 2021.
Juru bicara itu menambahkan, Washingtin telah mengambil 'langkah sangat provokatif' dengan menyerukan pertemuan Dewan Keamanan PBB (DK PBB). Pertemuan diadakan kemarin menyusul permintaan dari AS.
Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield mendesak Korut untuk mematuhi sanksi PBB yang melarang uji coba nuklir dan rudal. Ia menambahkan, negaranya tidak memiliki niat bermusuhan dengan Korut.
Baca juga: Uji Coba Rudal dari Kapal Selam, Korut Didesak Tahan Diri
"Sudah waktunya untuk terlibat dalam dialog yang berkelanjutan dan substantif menuju tujuan denuklirisasi lengkap di Semenanjung Korea," kata Greenfield.
Ia menambahkan, AS telah menawarkan untuk bertemu tanpa prasyarat apapun. Namun, jubir Korut meragukan tawaran tersebut.
"Mengkritik DPRK (nama resmi Korut) karena mengembangkan dan menguji coba sistem senjata yang sama dengan yang dimiliki atau dikembangkan AS adalah ekspresi jelas dari standar ganda," kata jubir tersebut.
"Hanya membangkitkan kecurigaan kami tentang 'keaslian' pernyataan mereka yang mengatakan tidak ingin memusuhi kami," lanjut dia.
Jubir itu memperingatkan, setiap perilaku salah yang dilakukan AS dan DK PBB dapat menyebabkan konsekuensi yang lebih serius.
"Jangan merusak bom waktu yang berbahaya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News