Protes berujung ricuh di Bangladesh. (AFP)
Protes berujung ricuh di Bangladesh. (AFP)

Tanggapi Pelajar, Pengadilan Bangladesh Bakal Putuskan Isu Kuota Pekerja

Marcheilla Ariesta • 23 Juli 2024 19:05

Dhaka: Bangladesh akan secara resmi menerima keputusan pengadilan untuk memotong kuota pekerjaan di pemerintahan. Keputusan ini memenuhi permintaan utama para pelajar yang protesnya memicu salah satu kekerasan terburuk dalam beberapa tahun terakhir.

Korban tewas akibat protes tersebut mencapai hampir 150 orang.

Ketenangan terjadi di ibu kota, Dhaka dan sebagian besar kota besar untuk hari kedua di tengah jam malam dan penutupan internet, serta telekomunikasi yang diberlakukan pemerintah setelah protes meletus pekan lalu.

“Situasi keamanan masih belum sepenuhnya terkendali,” kata panglima militer, dilansir dari Malay Mail, Selasa, 23 Juli 2024.

Para pejabat mengatakan, jam malam akan dilonggarkan selama empat jam pada sore hari, naik dari jam tiga pada hari Senin kemarin, untuk memungkinkan orang membeli kebutuhan pokok.

Para pengunjuk rasa ingin pihak berwenang membatalkan keputusan pengadilan tinggi bulan lalu yang memulihkan sistem kuota yang menyisihkan hampir 60 persen pekerjaan pemerintah untuk sejumlah orang, seperti keluarga dari mereka yang berperang dalam perang kemerdekaan Bangladesh.

Kuota tersebut telah dihapuskan pada 2018 oleh pemerintahan Perdana Menteri Sheikh Hasina, yang pada Senin malam menerima keputusan Mahkamah Agung untuk menghapus sebagian besar kuota.

Penerimaan tersebut diharapkan akan dipublikasikan dalam catatan resmi pemerintah pada hari ini, kata media, memenuhi salah satu permintaan yang dibuat oleh pengunjuk rasa.

Pada hari Senin, PM Hasina menyalahkan lawan-lawan politiknya atas kekerasan. Ia mengatakan, jam malam yang diberlakukan sejak Jumat, akan dicabut “kapanpun situasinya membaik”.

Para pengunjuk rasa telah memberikan waktu 48 jam kepada pemerintah untuk memenuhi delapan tuntutan, seperti permintaan maaf publik dari Hasina dan pembukaan kembali kampus-kampus yang ditutup ketika kekerasan dimulai.

Pada Selasa, Malaysia menjadi negara terbaru yang mengevakuasi warganya dari Bangladesh karena kekerasan tersebut. Kementerian Luar Negeri Malaysia mengatakan, penerbangan yang membawa mereka pulang dijadwalkan tiba di Kuala Lumpur, ibu kotanya.

India juga mengatakan, setidaknya 4.500 pelajar mereka telah pulang dari Bangladesh.

Baca juga: PM Bangladesh Salahkan Oposisi atas Bentrokan, Jam Malam Tetap Berlaku


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan