Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) mengatakan, seorang individu dengan ruam kulit melaporkan dugaan kasus cacar monyet pada Kamis lalu, dan dinyatakan positif mengidap penyakit tersebut satu hari sebelumnya, lapor media Yonhap.
Orang tersebut tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri dalam tiga bulan terakhir, kata KDCA.
Seoul mengkonfirmasi kasus cacar monyet pertamanya tahun lalu di bulan Juni, dan yang kelima pada 13 Maret. Semua kasus itu terkait perjalanan ke luar negeri.
Cacar monyet sebagian besar ditularkan melalui kontak seksual, kontak kulit ke kulit, serta berbagi tempat tidur, handuk, dan pakaian, kata pejabat kesehatan Korea Selatan.
Gejala virus ini meliputi ruam, malaise, demam, dan pembengkakan kelenjar getah bening, dan juga menggigil, sakit kepala, serta nyeri otot.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit yang berbasis di AS (CDC) melaporkan 86.746 kasus cacar monyet sejak Januari 2022 di seluruh dunia, dengan 30.286 infeksi terdeteksi di AS. Selama periode waktu yang sama, 112 orang meninggal, termasuk 38 orang di Negeri Paman Sam.
Tahun lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengganti nama cacar monyet menjadi mpox, dengan mengatakan nama penyakit itu berpotensi menjadi "bahasa rasis" dan rentan menimbulkan stigma.
Baca juga: WHO: Cacar Monyet Masih Berstatus Darurat Kesehatan Global
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News