Lithuania menghadapi tekanan berkelanjutan dari Tiongkok usai mengizinkan pembukaan kedutaan besar Taiwan secara de facto di ibu kotanya.
Beijing meningkatkan tekanan militer dan diplomatik agar Taiwan mau menerima kedaulatan Tiongkok atas pulau tersebut. Tidak hanya tekanan militer, Tiongkok juga membatasi partisipasi Taiwan di komunitas internasional.
Namun hingga kini Taiwan tidak tunduk pada ancaman dan bertekad mempertahankan kebebasan demokrasinya.
Baca: Presiden Tsai Tegaskan Taiwan Tak Akan Tunduk kepada Tiongkok
Tsai meminta negara-negara Baltik untuk berbagi pengalaman serupa dalam membebaskan diri dari pemerintahan otoriter dan berjuang untuk kebebasan.
"Demokrasi yang kita nikmati hari ini diperoleh dengan susah payah. Ini menjadi sesuatu yang paling kita pahami secara mendalam," kata Tsai, dilansir dari Malay Mail.
"Sekarang, dunia menghadapi tantangan yang ditimbulkan perluasan otoritarianisme dan ancaman disinformasi. Taiwan lebih dari bersedia untuk berbagi pengalaman dalam memerangi disinformasi dengan rekan-rekan Eropa kami," ucap Tsai.
Ia menegaskan, akan terus menjaga nilai bersama untuk memastikan cara hidup yang bebas dan demokratis.
Sementara itu, Matas Maldeikis, pemimpin Kelompok Persahabatan Taiwan parlemen Lithuania, mengatakan kepada Tsai sebagai tanggapan bahwa kelompok mereka berada di Taipei untuk mengekspresikan solidaritas mereka dengan pulau itu.
"Kebijakan pemerintah Lithuania terhadap Taiwan mendapat dukungan luas di masyarakat kita. Melestarikan kebebasan dan tatanan internasional berbasis aturan adalah kepentingan vital bagi Taiwan dan Lithuania," serunya.
Tsai menambahkan, ada banyak peluang kerja sama ekonomi dan budaya antara kedua negara tersebut. Namun sejauh ini belum ada satu pun negara Uni Eropa, termasuk Lithuania, yang menjalin hubungan resmi dengan Taiwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News