Taliban telah memerintahkan remaja perempuan Afghanistan untuk tinggal di rumah sejak mennguasai kembali Afghanistan pada 15 Agustus lalu.. Di sisi lain, anak laki-laki tetap diizinkan untuk kembali ke sekolah.
"Dalam waktu dekat, semua universitas dan sekolah akan dibuka kembali. Semua anak perempuan dapat kembali bersekolah, dan para wanita boleh kembali mengajar," kata Khosty, dilansir dari Al-Jazeera, Senin, 18 Oktober 2021.
Khosty menjelaskan, tanggal pasti kembalinya remaja perempuan Afghanistan ke sekolah akan diumumkan Kementerian Pendidikan Afghanistan. Sebelumnya, larangan remaja perempuan untuk bersekolah telah meningkatkan kekhawatiran bahwa Taliban dapat kembali berkuasa seperti di era 1990-an.
"Janji itu adalah sesuatu yang telah kami dengar dari Taliban sejak mereka mengambil alih kekuasaan. Ya, mereka akan kembali (bersekolah). Tapi prosesnya memakan waktu, dan tentu saja merugikan banyak perempuan Afghanistan," lapor jurnalis Al Jazeera, Stefanie Dekker dari Kabul, Afghanistan.
Baca: Remaja Perempuan Afghanistan Khawatirkan Pendidikan di Bawah Taliban
Awal September lalu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, telah mengecam berbagai janji "yang dilanggar" Taliban terkait hak-hak perempuan Afghanistan.
Guterres mendorong Taliban untuk memenuhi kewajiban mereka di bawah hukum internasional. "Janji yang dilanggar menyebabkan mimpi buruk bagi wanita dan anak perempuan Afghanistan. Mereka harus menjadi pusat perhatian," ujarnya.
Saat Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus lalu, kelompok bersenjata ini berjanji untuk menegakkan hak-hak anak perempuan dan wanita. Namun janji tersebut belum sepenuhnya diimplementasikan. (Nadia Ayu Soraya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News