Tiongkok dihadapkan pada gelombang baru pandemi covid-19. Foto: AFP
Tiongkok dihadapkan pada gelombang baru pandemi covid-19. Foto: AFP

Cari Sumber Covid-19, Kota di Tiongkok Tawarkan Uang Tunai

Medcom • 09 November 2021 16:04
Beijing: Sebuah kota di Tiongkok disebut-sebut menawarkan ribuan dolar bagi siapa pun yang memberikan petunjuk dalam melacak sumber wabah covid-19 terbarunya. Langkah ini dinilai sebagai bagian dari ‘perang rakyat’ guna membasmi salah satu lonjakan terbesar di Tiongkok dalam beberapa bulan.
 
Dilansir dari AFP, Selasa, 9 November 2021, Tiongkok melaporkan, 43 kasus lokal pada Selasa. Lonjakan kasus ini didorong oleh varian Delta yang telah menyebar ke 20 provinsi dan wilayah, menjaga jumlah kasus baru dalam dua digit selama tiga minggu terakhir.
 
Para pejabat Beijing diketahui tetap berpegang teguh pada strategi nol covid-19. Mereka telah mempertahankan angka infeksi yang rendah karena penutupan perbatasan yang ketat, penguncian (lockdown), dan karantina yang panjang. Strategi ini diterapkan saat berbagai negara mencabut sejumlah pembatasan.

Baca: Kebijakan Tanpa Toleransi Tiongkok Hadapi Peningkatan Kasus Baru Covid-19.
 
Namun, saat ini, wabah dilaporkan telah melanda lebih dari 40 kota. Selain itu, para pejabat di Heihe, sebuah kota utara di perbatasan dengan Rusia mengatakan, mereka akan menawarkan lebih dari Rp220 juta sebagai hadiah untuk informasi sumber wabah.
 
“Untuk mengungkap sumber wabah virus ini sesegera mungkin dan mengetahui rantai penularannya, perlu dilakukan perang rakyat untuk pencegahan dan pengendalian epidemi,” kata pemerintah kota setempat dalam sebuah pemberitahuan.
 
Para pejabat pun menjelaskan, kasus penyelundupan, perburuan ilegal, dan penangkapan ikan lintas batas harus segera dilaporkan. Mereka menambahkan, bagi yang telah membeli barang impor secara online harus “segera mensterilkan” dan mengirimkannya untuk dilakukan tes.
 
Gelombang terbaru disebut telah membuat jutaan orang terkurung dan aturan perjalanan domestik diperketat, dimana transportasi pesawat serta kereta api dibatalkan.
?
Terdapat sebuah klaster di Provinsi Henan tengah telah dikaitkan dengan sekolah, dikarenakan Otoritas Kesehatan Tiongkok mendesak vaksinasi anak-anak yang lebih cepat.
 
Menurut data resmi, lebih dari 3,5 juta dosis vaksin telah diberikan kepada anak-anak berusia antara tiga dan 11 tahun. Sikap anti virus Beijing yang ketat, telah digunakan sebagai modal politik untuk memuji kebaikan kepemimpinan Tiongkok. Hal tersebut diketahui telah menarik lebih banyak debat publik dalam beberapa pekan terakhir.
 
Dalam sebuah wawancara dengan Phoenix Television yang dibagikan di media sosial Tiongkok, Ahli Virologi & Profesor Universitas Hong Kong, Guan Yi tampaknya meminta data yang lebih baik guna mengevaluasi kemanjuran vaksin Tiongkok.
 
“Kita tidak boleh melakukan tes asam nukleat massal di setiap belokan untuk mendeteksi kasus covid-19, atau secara membabi buta mengambil booster jab,” ujar Yi.
 
Sebaliknya, ia mendesak tes antibodi dan pembaruan tepat waktu oleh pembuat vaksin terkait efektivitas suntikan mereka terhadap varian. Tiongkok disebut memiliki lima vaksin yang disetujui secara kondisional.
 
Namun, tingkat kemanjuran yang dipublikasikan bervariasi antara 50 dan 79 persen, tertinggal di belakang vaksin saingan oleh Pfizer-BioNTech dan Moderna. 
 
Kantor berita resmi, Xinhua pun telah mengecam para kritikus pendekatan Tiongkok, dengan mengatakan “langkah-langkah penahanan yang ketat masih merupakan cara terbaik untuk menyelamatkan nyawa” dan menyebut upaya Beijing “tidak perlu dipertanyakan lagi”. (Nadia Ayu Soraya)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan