Parade menandai Hari Angkatan Bersenjata Korea Selatan, yang biasanya tidak meriah jika dibandingkan acara serupa yang diadakan Korea Utara di bawah kepemimpinan Kim Jong-un yang biasanya mencakup senjata-senjata strategis, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM).
Dalam pidatonya di Pangkalan Udara Seoul, Presiden Yoon Suk-yeol memperingatkan Korea Utara agar tidak menggunakan senjata nuklir, dan berjanji untuk meningkatkan dukungan bagi militer dan industri pertahanan negara.
"Jika Korea Utara menggunakan senjata nuklir, rezimnya akan berakhir karena respons yang luar biasa dari aliansi Korea Selatan-AS," kata Yoon saat berpidato di depan pasukan di bawah guyuran hujan.
Dikutip dari Channel News Asia, acara parade sehari penuh itu melibatkan ribuan tentara dan tank serta artileri self-propelled buatan Korea Selatan, yang diikuti 300 dari 28.500 tentara Amerika Serikat yang bermarkas di negara tersebut, kata Kementerian Pertahanan.
Baca juga: Korsel Tegaskan Rezim Korut Akan 'Berakhir' Jika Berani Gunakan Senjata Nuklir
Senjata Baru Korea Selatan
Puncak acara adalah parade sepanjang 2 kilometer melalui kawasan komersial dan bisnis utama Seoul hingga kawasan Gwanghwamun, yang merupakan gerbang menuju istana luas di jantung kota Seoul.Kerumunan orang berbaris di berbagai ruas jalan di tengah guyuran hujan untuk melihat persenjataan militer dari dekat. Mereka bersorak heboh melihat tentara, tank, rudal, dan drone bawah air.
Seorang warga Goyang berusia 75 tahun, Cho Kyu-bok, mengaku sengaja datang ke Gwanghwamun beberapa jam sebelum acara untuk melihat senjata baru di barisan terdepan.
"Senjata seperti drone menunjukkan seberapa besar kemajuan negara kita," kata Cho.
Namun, sejumlah aktivis mengadakan aksi demo di sekitar lokasi parade. Mereka mengecam pemerintah karena mengobarkan ketegangan, sembari memegang spanduk bertuliskan "hentikan perlombaan senjata." (Hillary Sitohang)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News