Ketika berpidato di sebuah upacara di Pangkalan Udara Seoul untuk memperingati Hari Angkatan Bersenjata ke-75 Korea Selatan, Yoon mengatakan Korea Utara harus menyadari bahwa senjata nuklirnya tidak akan pernah bisa menjamin keamanan nasional.
"Jika Korea Utara menggunakan senjata nuklir, rezimnya akan berakhir, karena akan ada respons luar biasa dari aliansi Korea Selatan-AS," ujar Yoon dan dikutip kantor berita Yonhap News yang berbasis di Seoul.
Yoon mengatakan bahwa Pyongyang terus meningkatkan kemampuan nuklir dan rudalnya, meski sudah ada peringatan dari masyarakat internasional. Mengantisipasi hal ini, ia bertekad untuk lebih memperkuat kerja sama keamanan dengan AS dan Jepang.
Militer Korea Selatan juga akan mengadakan parade militer besar-besaran di pusat kota Seoul pada Selasa ini untuk kali pertama sejak 2013. Parade akan menampilkan sekitar 4.000 tentara dan lebih dari 170 peralatan militer, termasuk tank tempur K2, dan rudal "berkekuatan tinggi" serta drone penyerang.
Pernyataan terbaru Yoon muncul setelah Korea Utara pada Senin kemarin mengatakan bahwa kemajuan baru-baru ini dalam hubungan bilateral dengan Rusia adalah hak "kedaulatan" nasional dan "landasan bagi stabilitas regional."
Dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB di New York pekan lalu, Yoon mengatakan bahwa setiap kesepakatan senjata antara Korea Utara dan Rusia sama saja dengan "provokasi langsung" terhadap Seoul.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un kembali ke Pyongyang pekan lalu setelah melakukan perjalanan selama sepekan ke Rusia.
Baca juga: Parah! Korea Utara Sebut Presiden Korea Selatan 'Otak Sampah' dan 'Idiot'
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
