"Gempa yang mengerikan. Saya belum pernah merasakan getaran seperti ini sebelumnya dalam hidup saya," kata Khatera, (50) seorang warga Kabul, dilansir dari AFP, Rabu, 22 Maret 2023.
Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mengatakan, gempa itu berpusat di dekat Jurm di timur laut Afghanistan dan memiliki kedalaman 187 kilometer.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Wilayah ini sering dilanda gempa bumi - terutama di pegunungan Hindu Kush, yang terletak di dekat pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan India.
"Dua orang, termasuk seorang anak, tewas di provinsi Laghman," kata Shafiullah Rahimi, juru bicara Kementerian Penanggulangan Bencana Alam Afghanistan.
Juru bicara pemerintah Zabihullah Mujahid mengatakan, pusat kesehatan di seluruh negeri telah disiagakan.
Noor Mohammad Hanifi, seorang penjaga toko di Kabul, mendirikan tenda di jalan untuk bermalam bersama keluarganya. "Tidak ada yang berani masuk ke dalam rumah mereka," tutur Hanifi.
Baca juga: AS dan Taliban Diskusikan Bantuan untuk Korban Gempa Afghanistan
Hanafi mengaku pusing saat diguncang gempa karena baru pulang dari perjalanan jauh. "Tapi ketika saya mendengar pintu dan jendela bergetar, saya menyadari itu adalah gempa bumi," sambungnya.
Di Pakistan, orang-orang yang ketakutan meninggalkan rumah mereka saat gempa melanda. "Orang-orang berlarian keluar rumah dan membaca Alquran," kata seorang koresponden AFP di kota Rawalpindi, Pakistan.
Ikhlaq Kazmi, pensiunan profesor di kota itu, mengatakan seluruh rumahnya mulai bergetar. "Anak-anak mulai berteriak ada gempa," katanya.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif memerintahkan Otoritas Manajemen Bencana Nasional untuk siap menghadapi keadaan darurat apa pun.
Sedikitnya 180 orang yang menderita luka ringan dibawa ke rumah sakit di provinsi Khyber Pakhtunkhwa barat laut Pakistan, kata Shahidullah Khan, seorang pejabat senior pemerintah.
Di Afghanistan, banyak keluarga keluar dari rumah mereka merayakan Nowruz, Tahun Baru Persia, ketika gempa terjadi.
"Saya mendengar orang-orang berteriak dan berteriak saat mereka keluar di jalanan," kata Masieh, yang berada di luar bersama keluarganya saat gempa terjadi.
"Kemungkinan ada gempa lagi jadi saya masih menunggu di luar," sambung dia.
Pada bulan Juni tahun lalu, lebih dari 1.000 orang tewas dan puluhan ribu orang kehilangan tempat tinggal setelah gempa berkekuatan 5,9 magnitudo, yang paling mematikan di Afghanistan dalam hampir seperempat abad, melanda provinsi miskin Paktika.
Lebih dari 55.000 orang tewas akibat gempa bumi yang melanda Turki tenggara dan sebagian Suriah bulan lalu.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id