Taliban berusaha mencari cara untuk mencairkan dana asing milik Afghanistan yang dibekukan AS sejak tahun lalu. Terjadinya gempa di Afghanistan bulan lalu membuat Taliban semakin mengharapkan dana tersebut.
Namun AS belum bersedia mencairkannya, dan ingin mencari jaminan bahwa dana tersebut nantinya memang digunakan untuk membantu masyarakat Afghanistan.
"Kedua kubu mendiskusikan aksi-aksi AS untuk mengamankan USD3,5 miliar di bank stral Afghanistan untuk membantu masyarakat Afghanistan," ujar keterangan Kementerian Luar Negeri AS, dikutip dari France 24, Sabtu, 2 Juli 2022.
Baca: Taliban dan AS Bahas Pencairan Dana Afghanistan
Gempa bumi magnitudo 5,9 di Afghanistan timur bulan lalu telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dan membuat puluhan ribu lainnya kehilangan tempat tinggal.
"AS mengekspresikan belasungkawa atas kematian dan penderitaan akibat gempa di Afghanistan belakangan ini," tutur kemenlu AS mengenai pertemuan di Doha, yang dipimpin Perwakilan Khusus untuk Afghanistan Thomas West.
Washington mengaku "khawatir" atas meningkatnya intervensi Taliban dalam pemberian bantuan kemanusiaan, dan juga "seputar transparasinya penyalurannya."
Menurut keterangan Kemenlu AS, West juga mendorong Taliban untuk lebih memerhatikan hak-hak perempuan di Afghanistan. Isu tersebut merupakan penyebab utama AS membatalkan dialognya dengan Taliban pada Maret lalu, di saat kelompok tersebut melarang murid perempuan untuk bersekolah.
"Pemerintah Amerika Serikat mendukung permintaan masyarakat Afghanistan bahwa perempuan harus diizinkan kembali bersekolah dan bekerja, berkontribusi terhadap perekonomian negara, dan mengekspresikan diri mereka secara bebas," sebut Kemenlu AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News