Kepergian pesawat militer terakhir AS dari ibu kota Kabul menandai berakhirnya perang terpanjang Negeri Paman Sam yang dimulai sejak 2001.
"Lima pesawat terakhir (AS) telah pergi. Akhirnya semua ini telah berakhir!" ucap Hemad Sherzad, seorang militan Taliban yang disiagakan di bandara Kabul.
"Saya tidak dapat mengekspresikan kegembiraan saya dengan kata-kata. Pengorbanan kami selama 20 tahun akhirnya terbayarkan," sambung dia, dikutip dari laman nzherald.co.nz, Selasa, 31 Agustus 2021.
Di Washington, Kepala Komando Sentral AS (CENTCOM) Jenderal Frank McKenzie, mengumumkan berakhirnya perang terpanjang AS. Ia mengonfirmasi bahwa sejumlah pesawat terakhir AS telah meninggalkan Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul sekitar satu menit menjelang Selasa dini hari.
"Kami tidak berhasil mengeluarkan semua orang yang ingin kami evakuasi," ucap McKenzie. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kemudian mengonfirmasi ada sekitar 100 hingga 200 warga AS tersisa di Afghanistan.
"Prajurit AS telah meninggalkan bandara Kabul, dan negara kami telah meraih kemerdekaan penuh," tutur juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, pada Selasa dini hari.
Baca: Ini Dia Prajurit Terakhir AS yang Tinggalkan Afghanistan
Dengan perginya pasukan terakhir AS dari Afghanistan, Washington mengakhiri perang terpanjang yang telah berlangsung selama lebih kurang 20 tahun. Perang dimulai tak lama usai terjadinya serangan teroris 9/11.
Saat ini masih banyak masyarakat Afghanistan yang khawatir Taliban akan berkuasa secara otoriter seperti pada era 1996-2001. Namun Taliban mencoba meyakinkan masyarakat lokal dan dunia internasional bahwa mereka akan berpindah ke haluan yang lebih moderat.
Beberapa hari lalu, Taliban sempat mengumumkan bahwa pihaknya telah mengantongi sejumlah nama yang akan mengisi pemerintahan baru di Afghanistan. Taliban menyebut pemerintahan ini bersifat inklusif karena melibatkan tokoh-tokoh dari semua elemen dan etnis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News