Penerbangan Qatar Airways ini berangkat dari Bandara Internasional Hamid Karzai Kabul pada Kamis, 9 September 2021 sore dan terbang ke Qatar.
Sekitar 200 orang dengan kewarganegaraan ganda, termasuk 30 lainnya orang AS diberikan izin untuk pergi.
"Warga negara yang memiliki kewarganegaraan ganda dilaporkan memiliki paspor dari Inggris, Italia, Belanda, Ukraina, Kanada dan Jerman," lapor Washington Post.
Qatar membantu penumpang dengan perjalanan ke bandara, menggunakan konvoi minibus dari sebuah hotel di Kabul. Bus kemudian berangkat ke bandara setelah pukul 14.00 waktu setempat.
Keberangkatan ini terjadi sehari setelah Taliban memperkenalkan pemerintah Afghanistan yang baru.
Kepala Staf Gedung Putih Ron Klain mengatakan, sekitar 100 warga AS masih di Afghanistan, hingga akhir pekan lalu. Presiden AS, Joe Biden bersumpah akan membawa semua warganya pulang dari Afghanistan.
Sementara itu, pada Rabu kemarin, Menteri Luar Negeri Antony Blinken meminta pejabat Taliban untuk mengizinkan penerbangan sewaan untuk meninggalkan Afghanistan.
"Kami mendengar kekhawatiran Taliban akan orang-orang dengan pengetahuan dan keahlian meninggalkan negara itu," kata Blinken saat ia berada di Pangkalan Udara Ramstein Amerika Serikat di Jerman.
"Salah satu hal yang kami berikan adalah membuatkan orang-orang memilih untuk tetap atau meninggalkan Afghanistan, serta menegakkan hak-hak dasar mereka," imbuhnya.
Blinken juga mengatakan pemerintah asing dan badan-badan PBB sedang bekerja untuk melanjutkan aktivitas penerbangan komersial di Kabul.
Ia menambahkan, bagaimana pun saat ini Taliban mau untuk menunjukkan kesediaannya menghormati kebebasan bergerak. Salah satunya mengizinkan penerbangan sewaan dengan penumpang untuk meninggalkan Afghanistan.
Baca juga: Taliban: Buka Peluang dengan AS, Ogah Berhubungan dengan Israel
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News