Sri Lanka menghadapi krisis ekonomi terburuk sejak merdeka dari Inggris di tahun 1948. Warga telah berunjuk rasa selama berpekan-pekan atas krisis pasokan makanan, bahan bakar, hingga aliran listrik.
Sejak Sabtu siang kemarin, para pengunjuk rasa dari berbagai kalangan berjalan bersama menuju Galle Face, lokasi tempat berdirinya gedung sekretariat Rajapaksa. Memasuki malam hari, arus lalu lintas di jalanan utama Galle Road terhenti total karena dipadati pedemo.
"Kami masih ada di sini," ucap salah satu demonstran di Galle Road, menuliskan perkembangan terbaru melalui media sosial pada Minggu, 10 April 2022. Sebagian dari mereka mengaku kesulitan mendapatkan sinyal internet.
Sebagian pedemo terdengar meneriakkan yel-yel, "pulang Gota" dalam upaya mendesak agar Rajapaksa mau mengundurkan diri.
"Ini sudah bukan main-main lagi. Kami ada di sini karena kami tidak mendapat aliran listrik, bahan bakar, gas, dan obat-obatan," ujar seorang demonstran kepada awak media, dikutip dari One India.
"(Pemerintah Sri Lanka) harus mundur. Mereka tidak mempunyai solusi apa pun," tutur demonstran lainnya.
Aksi protes berskala masif di Colombo dimulai usai sekelompok pedemo di dekat rumah pribadi Rajapaksa diserang gas air mata pada 31 Maret. Kala itu, sejumlah orang ditangkap dan beberapa di antaranya sudah dibebaskan dengan jaminan.
Pemerintah Sri Lanka menuduh partai-partai oposisi, terutama Janatha Vikmuthi Peramuna, sebagai pihak di balik gelombang unjuk rasa.
Baca: Krisis Sri Lanka Memburuk, Presiden Rajapaksa Tetap Tak Akan Mundur
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id