Negara Kepulauan Pasifik mengumumkan keputusan untuk mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taiwan ke Tiongkok tak lama setelah pemilihan presiden dan legislatif Taiwan.
"Taiwan adalah mitra yang dapat diandalkan, berpikiran sama, dan demokratis. Tiongkok sering kali memberikan janji-janji sebagai imbalan atas hubungan diplomatik yang pada akhirnya tidak terpenuhi," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Matthew Miller, dilansir dari VOA, Selasa, 16 Januari 2024.
“Kami mendorong semua negara untuk memperluas keterlibatan dengan Taiwan dan terus mendukung demokrasi, tata kelola pemerintahan yang baik, transparansi, dan kepatuhan terhadap supremasi hukum,” lanjutnya.
Sementara itu, Nauru menuturkan tidak akan lagi mengakui Taiwan sebagai negara terpisah melainkan jadi satu dengan Tiongkok. Hal itu disampaikan Nauru dalam keterangan resminya.
Di Beijing, para pejabat Tiongkok memuji langkah tersebut.
“Tiongkok mengapresiasi dan menyambut baik keputusan pemerintah Republik Nauru,” kata Mao Ning, salah satu juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok.
“Keputusan pemerintah Nauru untuk membangun kembali hubungan diplomatik dengan Tiongkok sekali lagi menunjukkan bahwa prinsip satu Tiongkok adalah tren opini global,” kata Mao.
Dia mengulangi pernyataan Tiongkok bahwa “Taiwan adalah bagian yang tidak dapat dicabut dari wilayah Tiongkok” dalam pengarahan pada hari Senin.
Nauru adalah salah satu anggota Forum Kepulauan Pasifik (PIF), badan pembuat kebijakan politik dan ekonomi utama di wilayah tersebut. Ini terdiri dari 18 negara anggota, dengan Australia dan Selandia Baru menjadi negara dengan perekonomian terbesar di blok tersebut.
Baik Amerika Serikat maupun Tiongkok bukan anggota penuh.
Baca juga: Taiwan Kehilangan 'Teman', Nauru Merapat ke Tiongkok
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News