Jacinda Ardern di masa akhir jabatannya sebagai Perdana Menteri Selandia Baru pada 22 Januari 2023. (Marty MELVILLE / AFP)
Jacinda Ardern di masa akhir jabatannya sebagai Perdana Menteri Selandia Baru pada 22 Januari 2023. (Marty MELVILLE / AFP)

Tak Lagi Jadi PM, Arden Bakal Bantu Selandia Baru Atasi Ekstremisme Online

Marcheilla Ariesta • 04 April 2023 21:08
Wellington: Mantan Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, mengatakan bahwa dirinya akan membantu mengatasi ekstremisme kekerasan secara daring. Ia juga menegaskan, akan berada di dewan penghargaan lingkungan yang didirikan Putra Mahkota Inggris, Pangeran William.
 
Ardern mengundurkan diri sebagai perdana menteri Selandia Baru pada Januari lalu dengan alasan 'tidak lagi memiliki energi' untuk memimpin negara. Ia juga tidak akan mencalonkan diri kembali ke parlemen.
 
Mengutip dari laman Al Arabiya, Selasa, 4 April 2023, Ardern merupakan pemimpin wanita termuda di dunia ketika meraih kekuasaan di usia 37 tahun pada 2017.

Ardern akan menjadi utusan khusus tanpa bayaran untuk Christchurch Call, sebuah inisiatif yang ia dirikan bersama pada 2019 untuk menyatukan negara dan perusahaan teknologi untuk memerangi ekstremisme.
 
Serangan terhadap dua masjid di Christchurch, kota terbesar kedua di Selandia Baru, pada Maret 2019 menewaskan 51 orang tewas dan melukai 40 lainnya. Pria bersenjata supremasi kulit putih yang melakukan serangan itu menyiarkan langsung bagiannya di Facebook.
 
"Christchurch Call adalah prioritas kebijakan luar negeri bagi pemerintah dan Jacinda Ardern ditempatkan secara unik untuk terus mendorong dengan tujuan menghapus konten ekstremis kekerasan online," kata pengganti Ardern, PM Chris Hipkins.
 
"Konten teroris dan ekstremis kekerasan online adalah masalah global, tetapi bagi banyak orang di Selandia Baru, ini juga isu pribadi," sambungnya.
 
Sementara itu, Ardern juga akan bergabung dengan dewan Penghargaan Earthshot Pangeran William, yang diberikan atas kontribusinya terhadap lingkungan, kata Istana Kensington.
 
Gelombang popularitas yang dijuluki "Jacindamania" meningkat setelah dia mengambil alih sebagai perdana menteri di Selandia Baru. Selama berkarier, ia kerap mengkampanyekan hak-hak perempuan, kemiskinan anak, dan ketidaksetaraan ekonomi.
 
Ia juga mendapat pujian internasional atas penanganannya terhadap pandemi Covid-19. Namun popularitasnya menyusut selama tahun terakhir kekuasaannya karena inflasi naik ke level tertinggi hampir tiga dekade, bersamaan dengan meningkatnya kejahatan dan perbaikan infrastruktur air.
 
"Lima tahun mungkin terasa lebih seperti sembilan tahun, hanya karena apa yang kita semua lalui sebagai bangsa," kata Ardern.
 
"Saya akan merindukan semuanya, tapi saya tidak akan merindukan bobotnya, karena itu berat," sambung dia.
 
Baca juga:  Belgia Usir Imam Maroko atas Tuduhan 'Ekstremisme'
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan